Jumat, 17 Oktober 2008

Wirausaha Part-4








Memelihara Ikan Koi, antara Kesenangan dan Hoki

Memelihara ikan koi, bagi penggemar ikan ini, merupakan kesenangan sekaligus mengharap keberuntungan. Tetapi ini bukan sembarang hobi sebab memelihara ikan koi diyakini bisa memperoleh hoki, mendapatkan kekayaan berlimpah, dan panjang umur. Ikan koi merupakan simbol keberuntungan.

"Hampir semua lukisan bertema ikan koi menunjukkan jumlah ikannya sembilan ekor. Angka sembilan dianggap angka hoki," kata Johanes Hariyanto, yang juga Direktur PT BSD, kepada Kompas, pekan lalu.

Hariyanto adalah satu dari sekian banyak penggemar ikan koi. Mereka menjadikan ikan koi sebagai gaya hidup. Namun mereka meyakini pula ikan koi menghasilkan uang karena punya nilai ekonomis tinggi.

Selain itu, ikan koi juga simbol panjang umur. "Ikan koi sendiri umurnya panjang. Di Jepang bahkan ada yang berusia lebih dari 200 tahun. Keindahan ikan koi terlihat jika kita melihatnya dari atas. Karena itu, ikan koi lebih cocok dipelihara di kolam, bukan di akuarium," ungkapnya.

Hariyanto membangun kolam ikan khusus berukuran 210 meter kubik yang berisi 126 ekor. "Jumlah ini kalau angka-angkanya ditambah menjadi angka sembilan," kata Hariyanto menjelaskan.

Sebagian besar ikan koi miliknya sudah besar-besar. Ikan koi yang panjangnya lebih dari 30 sentimeter dengan berat 6 kilogram jika dijual harganya lebih dari Rp 20 juta per ekor! Ikan koi sepanjang 8 sentimeter harganya sekitar Rp 3 jutaan.

Namun, menurut Hariyanto, dia belum pernah menjual ikan koi peliharaannya itu. "Kalau pemijahan ikan koi ini berhasil, saya akan memberikan sebagian kepada masyarakat sekitar," kata lelaki kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 9 April 1956, itu.

Menyaksikan ikan-ikan koi di kolamnya berkumpul saat makanan dilempar merupakan kebahagiaan yang tiada tara bagi pemiliknya. Keyakinan bahwa ikan koi dapat menghilangkan stres merupakan salah satu faktor mengapa banyak orang yang memelihara ikan ini.

Cara memelihara

Memelihara ikan koi itu, menurut Hariyanto, gampang-gampang susah. Yang dibutuhkan adalah filter sirkulasi kejernihan air. Ikan koi memang jarang mati, tetapi itu sangat tergantung dari cara memeliharanya.

"Kita harus punya rasa sayang pada ikan itu. Kita juga harus selalu mengontrol air, selalu memberinya antibiotik agar ikan terhindar dari penyakit," kata Hariyanto, yang hampir setiap hari datang ke kolam khusus ikan koinya, yang dijaga tiga pegawai.

Di atas lahan seluas 5.000 meter persegi di Serpong, Tangerang, Hariyanto juga membangun kolam ikan mujair, patin, dan nila 320 meter kubik. Ada ribuan ikan di dalam kolam itu.

Menurut Wikipedia, ikan koi adalah sejenis ikan kap yang banyak dipelihara sebagai ikan hiasan karena sifatnya yang lemah lembut. Ikan itu hampir menyerupai ikan emas dan dalam keluarga yang sama dengan ikan emas.

Dari sekian banyak jenis ikan koi, ada tiga yang sangat terkenal yang disebut gosanke, yaitu kohaku, jenis ikan koi yang punya corak warna merah di atas warna putih. Sanke, jenis ikan koi yang bercorak warna merah dan hitam di atas warna putih, tetapi corak hitam tidak terdapat di kepala. Sedangkan showa adalah ikan koi hitam bercorak warna merah dan putih.

Mengapa ikan koi unik? Ikan koi dapat menjadi teman seumur hidup, warna-warninya beragam, indah, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, mudah menerima makanan, lemah lembut dan jinak, serta raja ikan hias air tawar.

Majalah Tropical Fish Hobbiest (September 1988) memuat asal-usul kata nishikigoi. Menurut sejarah China, ketika anak laki-laki tertua dari Kong-zi lahir pada tahun 533 SM, penguasa Kerajaan Lu memberinya ikan sebagai hadiah ulang tahun. Ikan itu konon yang kita sebut koi sekarang ini.

Kata koi, menurut penulisan Jepang, memang bisa menimbulkan dua makna berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedangkan makna kedua menjadi murni atau sempurna. Dari kedua makna ini, seperti dikutip breederkoi.com, koi bisa diartikan sebagai ikan yang mempunyai garis rapi dan teratur pada sisik di badannya. Artinya, koi merupakan ikan yang benar-benar sangat menguntungkan dan sangat ideal untuk seni.

Semakin banyaknya penggemar ikan koi ini terbukti dari peserta forum diskusi Trubus Online yang membahas segala sesuatu tentang ikan koi. Beberapa artikel mengenai ikan koi juga semakin mudah ditemukan di internet, seperti o-fish.com dan breederkoi.com.

Artikel dan diskusi itu membahas banyak hal, mulai dari cara pembuatan kolam untuk ikan koi, desain kolam, sistem filtrasi, pemijahan koi, hingga hal-hal mencegah hama dan penyakit.

Gurame Lebih Menguntungkan dari Koi


22 April 2003

Jakarta, KBI Gemari

Dimasa lalu, anak-anak muda desa yang bisa menikmati sekolah tinggi, setelah lulus dari lembaga pendidikan tinggi, umumnya tidak lagi kembali ke desanya tetapi mencari peluang dan bekerja di kota. Kalau beruntung mereka bisa menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta, atau bahkan membuka usaha ekonomi produktip secara mandiri di perkotaan.
Celakanya, kalau tidak beruntung, mereka umumnya “tidak bersedia pulang kampung”, dan tetap “ngotot” mencari kerja apa saja asal bisa tetap tinggal di kota. Usaha-usaha yang dikerjakan untuk mengajak generasi muda yang bermutu kembali ke desa dengan menyediakan fasilitas-fasilitas kredit dan dukungan lain di pedesaan agak sukar dikerjakan.
Namun sejalan dengan makin gencarnya otonomi daerah lembaga, dimana masing-masing daerah berupaya mengembangkan berbagai usaha pembangunan, lembaga perbankan seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD), seharusnya mulai di dorong untuk mengembangkan daerah yang dianggap cukup potensial melalui berbagai kredit yang dimilikinya untuk membantu pelaku-pelaku bisnis, utamnya usaha kecil dan menengah agar mampu mengembangkan diri.
Seperti halnya yang dialami Ny Munifatul Zahro (35th), sarjana lulusan UNISMA, dan suaminya, Runggu (40 th) sarjana lulusan IAIN. Sebagai mana anak muda sebayanya, pasangan ini mencoba keberuntungannya di daerah perkotaan. Namun, seperti jutaan pasangan muda lain yang belum mujur, kedua sejoli ini juga kurang beruntung di perkotaan.
Setelah menghadapi kesukaran dalam menjalani kehidupan diperkotaan yang persaingan cukup keras, keduanya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Kampung Bakulan, Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Untuk mencoba membangun kehidupannya kearah yang lebih baik lagi.
Beruntung masih ada sebidang lahan peninggalan orang tua yang bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha untuk menghidupi kehidupan rumah tangganya. Seperti kebanyakan kehidupan masyarakat Bakulan yang sebagian besar hidup sebagai masyarakat agraris yang mengandalkan kehidupan dalam bidang pertanian yang sangat tradisional. “Pada waktu pulang kampung saya sadar bahwa merekapun akan memasuki kehidupan masyarakat di Kampungnya,”katanya.
Suasana dan lingkungan yang menyenangkan itu rupanya memberi semangat kepada Ny Munifatul Zahro dan suaminya untuk pulang ke kampungnya. Di kampung itu, bersama teman-teman sesama keluarga muda, Ny Manifatul Zahro membentuk kelompok UPPKS bersama, yang anggotanya adalah keluarga yang mempunyai kegiatan memelihara ikan gurame di kolam-kolam di sekitar rumah masing-masing melalui kelompok UPPKS Usaha Bersama.
Walaupun kehidupan masyarakatsekitar kampungnya adalah petani tradisional, mereka mengetahui bahwa di kampung halamannya ini, kalau musim kering airnya sangat terbatas, namun mereka telah memiliki sistem irigasi yang teratur. Kebutuhan air untuk mengaliri sawah telah bisa diatur secara gotong royong oleh masyarakatnya.

Pemeliharaan Ikan
Sebagai kampung dengan sistem irigasi yang baik, di kampung itu sebagian masyarakat mempunyai banyak kolam ikan yang dikelilingi oleh beberapa pohon rambutan yang rindang yang secara turun temurun telah biasa memelihara ikan, ikan gurame atau ikan lainnya, baik sebagai kegiatan utama atau kegiatan sambilan disamping kehidupan sebagai petani yang merupakan mata pencahariannya yang utama.
Karena itu, Munifatul mengajak kelompoknya untuk bertemu sekali setiap bulan. Dalam pertemuan yang dilakukan secara bergiliran di tempat-tempat yang terpisah, dan dipimpin oleh salah seorang anggota yang dituakan, mereka membicarakan “strategi” mengembangkan pengelolaan kolam-kolam ikan gurame yang mereka miliki. Mereka menambah jenis ikan yang dipelihara dengan ikan lainnya seperti koi dan lainnya. Mereka juga mengatur dan bersatu mendapatkan bibit dengan kualitas tinggi dan harga yang menguntungkan.
“Biarpun tiap anggota harus memelihara kolam masing-masing, tetapi kelompok juga mengatur bantuan bagaimana anggota bersama-sama bisa mengatur aliran air yang dibutuhkan, memperbaiki kolam yang bocor, membantu menyiangi kolam yang ada serta kalau perlu membantu membeli pakan ikan dengan harga yang bersaing,”tukas Munifatul Zahro.
Ditambahkannya, sebelum dibentuk kelompok, setiap keluarga di desa yang mempunyai kolam biasanya menjual bibit ikan atau nener sebelum usia 7 hari. Tetapi semenjak kelompok itu terbentuk, nener baru dijual setelah berumur 4 bulan dengan harga yang tinggi, bisa sampai tiga kali lipat. Kelompok juga berfungsi meningkatkan kemampuan tawar sehingga penjualan ikan hasil produksi bersama dapat dijual dengan harga yang lebih menguntungkan.

Gurame Lebih Menguntungkan
Dibandingkan dengan ikan koi, ikan gurame lebih menguntungkan, karena sekali bertelur bisa mencapai 3000 telur, saat ini masing-masing anggota telah memiliki induk Gurame, sehingga bisa menghasilkan ikan Gurame dalam jumlah besar setiap bulannya. Selain itu dari segi penjualan ikan gurame lebih menguntungkan dibandingkan dengan ikan Koi, karena ikan gurame dijual berdasarkan besar dan kecilnya saja, sedangkan ikan koi ada kategori-kategori tertentu seperti bentuk badan dan motif warna yang ada di ikan koi tersebut.
Diakuinya memang dari segi harga ikan koi jauh lebih mahal, dan bervariasi antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, terlebih yang motif dan bentuk tubuhnya bagus, namun harga gurame bila dikumpulkan dan dijual ternyata hasilnya jauh lebih tinggi.
Dalam sebulan bisa menghasilkan keuntungan antara Rp 500 ribu hingga Rp 4 juta.

Keuntungan Kelompok
Kelompok yang dibentuk ternyata bisa juga berfungsi sebagai forum untuk mengundang dinas-dinas terkait, antara lain dinas perikanan, yang memberikan penyuluhan tentang pemeliharaan ikan gurame dan koi. Mereka mendapatkan petunjuk tehnis bagaimana memelihara ikan gurame dan koi itu untuk menghasilkan ikan-ikan dengan kualitas yang lebih baik dan bisa dijual dengan lebih menguntungkan.
Karenanya Kelompok UPPKS bersama mengharapkan adanya bantuan modal dari Yayasan Damandiri untuk pengembangan usaha yang cukup menjanjikan ini. Selama ini kami telah menerima kredit taskin yang telah digunakan untuk membeli induk ikan gurame, kini kelompok yang sekarang beranggota sekitar 25 orang itu ingin mendapat modal tambahan yang dipergunakan bersama selain untuk membeli bibit ikan gurame dan bahan pakan untuk anggotanya. Kredit ini juga akan digunakan untuk membeli diesel penyedot air. Namun sifat kreditnya sangat luwes karena kalau jumlah itu dapat dicicil dan dilunasi dengan baik, ada kemungkinan kelompok yang anggotanya makin maju itu bisa mendapatkan jumlah pinjaman yang lebih besar.

ASYIKNYA MEMELIHARA IKAN KOI

Menatap keindahan badan dan warna-warni sisiknya, sungguh teramat menyenangkan. Tak heran jika kini para penggemar ikan koi tidak hanya disenangi negara asalnya Jepang, tetapi kini menjadi jenis ikan yang paling diminati penggemar ikan di mancanegara termasuk di Indonesia.

Ikan Koi merupakan sejenis ikan yang banyak dipelihara sebagai ikan hiasan kerana sifatnya yang lemah lembut dan hampir menyerupai ikan Emas dan memang dalam famili yang sama dengan ikan Emas

Aku mulai menekuni hoby memelihara ikan koi sudah 2 tahun lamanya, awalnya hanya iseng untuk mengisi kolam ditaman belakang rumah. saya tertarik dengan ikan koi karena warnanya bagus dengan gerakan yang lembut bak peragawati lagi fashion show di atas catwalk. benar-benar membuatku terhibur dan menenangkan pikiran lepas sesaat dari masalah yang menumpuk dalam rutinitas keseharian.

Jenis Ikan Koi Terdapat banyak sekali jenis ikan koi, tiga antaranya yang sangat terkenal disebut Gosanke :

1. Kohaku Kohaku merupakan jenis ikan koi yang mempunyai corak warna
merah di atas warna putih.
2. Sanke Sanke adalah jenis ikan koi yang mempunyai corak warna merah
dan hitam di atas warna putih. Corak hitam tidak terdapat di kepala.
3. Showa Showa adalah jenis ikan koi hitam dengan corak warna merah dan putih.

Ketiganya aku suka karena warnanya yang cerah dan memikat membuat kita semakin nyaman untuk menikmatinya. yang lebih mengasyikkan lagi kalo Ikan koi yang kita miliki bisa ikut Kontes dan menang akan semakin membuat bangga dan kepuasan tersendiri yang sulit dicari bandingannya.

Untuk pemeliharaannyapun tidak begitu sulit, karena cukup dengan air bersih yang mengalir didalam media kolam yang tidak memakan lahan rumah anda. Harga Ikan Koi ini sangat bervariasi dari Rp. 5000 s/d Rp. 150.000.000. Biasanya koi yang murah kualitasnya kurang begitu bagus dihasilkan dari daerah Sukabumi, untuk kelas yang lebih tinggi biasanya Ikan koi berasal dari daerah Blitar dengan harga berkisar dari Rp.75.000 s/d Rp. 300.000 per ekor.
Sedangkan ikan Koi dengan Kualitas Super Berasal dari Jepang dengan harga Rp. 300.000 s/d Rp. 5.000.000 per ekor. Bila sudah sampai kelas kontes harganya dari puluhan juta s/d Rp 150.000.000 suatu harga yang cukup fantastis bukan untuk seekor ikan.

Jadi bila ada rekan-rekan yang suka memelihara ikan, ikan koi layak dijadikan pilihan mulailah dari memelihara ikan koi asal dari blitar yang sekarang sudah mulai bagus-bagus kualitasnya

Bahkan, seorang anak bisa merasakan efek menenangkan dengan melihat ikan yang berenang-renang.

Tren di kalangan anak sekolah, selain selalu berubah juga tidak selalu berbentuk mainan yang makin menawan. Buktinya, sekarang ini anak-anak sekolah dasar sedang demam memelihara ikan. Namun, Karena riskan dan rumitnya, Muhammad Rizal, Psi. dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia menyarankan, anak SD jangan dulu difasilitasi dengan ikan-ikan yang mahal, seperti lou han atau arwana. Cukup ikan-ikan murah saja, yang penting bagus dilihat, karena ikan mudah sekali mati.

Memang, ada saja anak yang suka jenis ikan tertentu yang harganya sangat mahal, seperti lou han. Namun, kesukaan anak-anak tidak seperti orang dewasa yang melihat ikan sebagai pembawa hoki atau keberuntungan. Dulu, sewaktu muncul tren ikan cupang, anak-anak usia SD pun sempat kena demamnya, tapi tetap saja bukan harga mahal ikan itu yang menarik minat mereka melainkan kemampuan nya untuk diadu dengan ikan cupang milik teman. Itu pun terjadi saat ikan cupang masih sangat murah."

Menurutnya, kalau sampai anak punya minat besar terhadap lou han, kemungkinan besar hal itu berawal dari kesenangan orang tuanya memelihara ikan yang lagi in. Dari memperhatikan keasyikan orang tuanya itu, lama-lama pada anak pun muncul rasa ingin tahu dan ingin mencoba. Ia lantas ikut-ikutan mengurus ikan. Pengalaman itu kemudian diungkapkan kepada teman-teman dan dari situ timbul obrolan ringan tentang ikan. Semakin sering ikan itu menjadi bahan pembicaraan, lama-lama anak-anak lain pun tertarik untuk ikut memeliharanya. Belum lagi, para pedagang semakin pintar pula menangkap peluang pasar dengan semakin mendekatkan diri ke konsumen cilik.

SARAT MANFAAT

Walau rumit, bukan berarti anak tak boleh memelihara ikan, lo. Jika dilarang, kasihan anak, karena sama saja dengan menghambat minatnya. Juga, larangan itu bisa mengganggu proses sosialisasinya dengan teman-teman yang mulai menjalani tren ini. Sebagai jalan tengah, beri kesempatan memelihara ikan yang harganya tidak mahal.

Jadi, tak ada salahnya kita fasilitasi minat anak ini. "Terlebih manfaat yang bisa diperoleh dari situ pun banyak, dari disiplin, kasih sayang, konsistensi, hingga tambahan ilmu pengetahuan. Malahan, memandang ikan yang berenang atau melayang dalam air mempunyai efek terapi yang menenangkan. "Gerakan ikan itu, kan, tenang. Secara tidak langsung, ketenangan ini bisa berpengaruh pada anak. Paling tidak anak bisa relaks."

Tentunya, untuk itu kita sebagai orang tua tidak seharusnya melepas anak menjalani hobi barunya begitu saja. Kita pun harus ikut terlibat. Manfaat yang bisa diperoleh anak adalah:

A. Konsistensi/keteraturan dan disiplin

Caranya, ajarkan anak untuk memberi makan ikan dua kali sehari dengan jenis makanan dan takaran yang tepat. Pelet untuk memberi makan ikan dua kali sehari dengan jenis makanan dan takaran yang tepat. Pelet untuk ikan mas koki atau koi serta udang dan ikan kecil untuk arwana. Selain itu, beritahu anak bagaimana cara memberikannya.

Contohkan bagaimana menguras dan mengganti air akuarium, serta kapan saja harus melakukannya. Ajari langkah-langkah yang dilakukan saat menguras akuarium. Kurangi airnya terlebih dahulu, angkat ikan dari akuarium, keluarkan aksesoris akuarium untuk dibersihkan, dan jangan menggunakan sabun untuk membersihkan akuariumnya.

Ajarkan anak untuk selalu mengecek kelayakan filter air dan kemampuan kerja pompa udara akuarium setiap hari. Juga, ajarkan anak cara mengganti filter aquarium pada waktu-waktu tertentu.

Mintalah ia untuk setiap hari mengamati ikan-ikannya. Siapa tahu ada yang sakit. Bila biasanya lincah sekarang tidak, ikan itu harus cepat dipisahkan dari ikan lainnya.

B. Kasih sayang

Dengan mengajarkan bagaimana memperlakukan ikan dengan baik, maka anak bisa mendapatkan arti kasih sayang terhadap sesama makhuk hidup.

Jika ikannya ada yang sakit, anak juga harus diajarkan bagaimana merawatnya supaya bisa sembuh kembali.

C. Ilmu pengetahuan

Saat kita mendampingi dan memberikan tuntunan dalam menjalankan hobi baru ini, anak juga akan mendapatkan pengetahuan baru, seperti kenapa ikan air tawar tidak bisa hidup di air asin dan sebaliknya, kenapa air dalam akuarium tidak boleh diganti semua, hingga apa itu pH air.

Anak pun akan mengetahui kalau ikan juga membutuhkan vitamin tertentu supaya tetap bugar, selain ragam jenis dan cara berkembang biaknya. Malah tak menutup kemungkinan anak jadi tahu mana ikan yang membawa hoki berikut ciri-ciri detailnya menurut kepercayaan masyarakat tertentu.

D. Ketelitian

Dengan memperhatikan ikan setiap hari, anak juga dilatih ketelitiannya untuk melihat perbedaan kondisi masing-masing ikan. Apakah ikannya sakit atau tidak, kenapa dia tidak nafsu makan, misalnya. Dengan begitu, anak pun tahu kapan dia harus memberikan vitamin. Juga, vitamin apa saja yang harus diberikan kalau ikannya tidak bergairah, misalnya.

Sebagai catatan, manfaat ini bisa diperoleh jika orang tua ikut serta mendampingi anak dalam menekuni hobi ini. "Kita pun harus selalu mengingatkan apa saja yang harus dilakukan terhadap piaraannya itu, karena anak masih dalam taraf belajar."

Oleh karena itu, sebelum mengabulkan keinginan anak untuk memelihara ikan jenis apa pun, buatlah dulu perjanjian dengannya bahwa dia harus bertanggung jawab terhadap hewaan peliharaannya itu. "Boleh kamu memelihara ikan, tapi kamu harus mau merawatnya juga, ya. Dari memberi makan dan vitamin, mengganti air, menguras, hingga membuatnya bahagia," misalnya.

Juga, yang harus diantisipasi, bisa saja tidak lama setelah itu minat anak berpindah ke hal lain. "Yang namanya tren akan selalu berganti sesuai musimnya," papar Rizal. Jadi, tinggal pintar-pintarnya orang tua mengatur strategi. Katakan, misalnya, "Ayah tidak mau membelikan ikan jika nanti kamu meninggalkan ikan itu begitu saja. Apa kamu mau ikanmu itu mati? Enggak baik, lo. Dia, kan, juga makhluk hidup seperti kita."

Minggu pagi 11 Maret 2007 diawali dengan hujan yang lumayan lebat. Suhu cukup dingin, saya kira kurang dari 10 derajat Celcius. Untungnya, sekitar pk.9 pagi udara sudah cerah, walau angin dingin masih bertiup agak kencang. Pagi ini kami sekeluarga beserta keluarga Pak Edi Kurnaedi (Pak Edi, Mbak Santi dan mas Rizqi) berjalan-jalan ke Shirotori Garden, Nagoya. Taman ini merupakan salah obyek wisata di Nagoya yang terkenal dengan Ikan Koi-nya (Ikan Mas).

Kami tiba di lokasi sekitar pk.11.30 siang dan tak lama kemudian Pak Edi sekeluarga tiba. Tiket masuknya terbilang murah dibandingkan obyek wisata yang lain 300 yen. Taman ini relatif baru dibangun, dibuka pada 14 April 1991. Luas areanya sekitar 3.7 hektar, dan merupakan miniatur dari kekayaan alam yang berada di wilayah Jepang Tengah. Tema yang mendasari pembangunan taman ini adalah “air”. Di sana-sini sungai yang airnya jernih mengalir, berbentuk air terjun. Aliran sungai berasal dari puncak gunung yang merupakan tiruan dari Ontake-san (gunung yang terletak di antara propinsi Nagano dan Gifu). Sungai yang mengalir merupakan tiruan dari Kisogawa, yaitu sungai yang mengalir dari propinsi Nagano, diteruskan ke propinsi Gifu, Aichi dan Mie, dan selanjutnya bermuara di Ise-wan (Wan gulf) yang berada di Jepang Tengah. Aliran sungai inilah yang dijadikan tema dalam mendesain taman Shirotori.

Karena saat ini masih berada dalam musim dingin, di sana-sini pohonnya gundul tak berdaun. Tetapi gundulnya pohon ini tidak mengurangi pesona wisata alam di taman Shirotori. Justru gemericik air, kelokan jernih aliran sungai terlihat jelas dan indah. Saat Sakura bersemi (akhir Maret ini atau awal April) barangkali bunga sakura yang bergelayut ke aliran sungai, akan memberikan sentuhan tersendiri yang membuat keindahan di Shirotori semakin lengkap.

Setelah puas mata memandang air terjun, kami beranjak ke danau yang terletak di tengah taman, dimana terdapat ikan koi (ikan mas). Tika sangat terkesan dengan pengalaman pertama memberi makan ke ikan koi. Makanan ikan seperti tablet bulat kecil dijual 50 yen per gelas. Ikan Koi memang sedap dipandang. Saya tidak tahu, apakah jenis ikan mas yang di taman ini sama dengan yang di Indonesia atau tidak. Selain ikan koi, di sudut yang lain terdapat pula bebek-bebek yang berenang kesana kemari. Siang ini kami hanya ketemu 3 ekor bebek.

Setelah sholat Dluhur di salah satu perhentian, sekitar pk.3 siang kami pulang diantar keluarga pak Edi. Di tengah jalan sempat turun butiran es kecil, yang dalam bahasa Jepang disebut “arare”. Sungguh aneh musim dingin kali ini. Rata-rata terbilang hangat dibandingkan dengan musim dingin sebelumnya, tetapi justru saat mendekati musim semi, suhu turun bahkan disertai arare. Semoga saja bunga Sakura tahun ini mekar lebih cepat, sehingga kami masih sempat membuat foto

Kemolekan Ikan Koi di Mata Penggemarnya

Tak hanya manusia yang bisa menunjukkan kemolekan bentuk tubuh, ikan pun dapat memperlihatkan keanggunan dan keelokan badannya melalui gerakan. Lekuk dan liuk gerak ikan koi adalah pemandangan yang indah, terutama di mata penggemarnya.

** missed drop char **Ikan koi atau dalam bahasa Jepang disebut nishikigoi, termasuk ikan hias air tawar yang cukup banyak penggemarnya. Bahkan, dibentuk komunitas-komunitas pecintanya. Ada yang sekadar hobi, mengagumi bentuk dan warna, hingga benar-benar ingin menggeluti bisnisnya. Salah satunya, Koi Owners of Indonesia Society atau disingkat KOI's.

Berawal dari sering berkumpulnya pencinta ikan koi melalui mailing list (milis), sehingga pada 19 Mei 2006 dibentuklah KOI's. Dalam milis, yang sekarang berganti ke bentuk forum, mereka membicarakan berbagai hal tentang ikan koi, mulai dari cara perawatan dan pemeliharaan, sampai ke jual beli.

Sebelum terbentuk organisasi, orang-orang yang kini tergabung dalam KOI's sering kumpul-kumpul membicarakan ikan dan memiliki hobi serta minat yang sama terhadap koi. Diawali dengan obrolan dan diskusi yang sifatnya lebih kepada pertukaran ilmu dan kebersamaan.

Hal-hal yang dibicarakan dalam perkumplan KOI's mulai dari ikan yang bagus dan jelek, penanganan terhadap ikan sakit, hingga masalah penanganan kolam tempat memelihara koi. Bentuknya lebih kepada media komunikasi antarpencinta koi. Sifatnya pun non-profit dan non-komersial.

"Saat ini, pengunjung forum mencapai 530 orang. Sementara, anggota yang terdaftar sekitar 100 orang dari seluruh Indonesia," tutur Ketua Umum KOI's, Karomul Wachid.

Berbagai kegiatan diselenggarakan oleh komunitas KOI's. Melanjutkan festival yang telah diselenggarakan di tahun 2006, maka KOI's kembali mengadakan acara serupa, tepatnya pada Sabtu (1/3) di Hanggar Teras Pancoran, Jakarta Selatan.

"The 2nd KOI's Festival juga sebagai ajang pertemuan tahunan para pecinta ikan koi setanah air. Selain itu, untuk membuktikan kiprah kemajuan per-koi-an di Indonesia," tutur Karom, yang sehari-hari adalah pekerja kantoran.

Ketua panitia KOI's Festival 2008, Andrio Safiro (Anggit) merasa pamor koi tetap stabil. Hal itu dikarenakan jenisnya yang tetap langgeng, bukan suatu hobi yang sifatnya musiman. "Hobi koi termasuk langgeng. Menurut saya, sesuatu yang cepat naik atau booming maka bisa cepat tenggelam atau surut.

Sementara, berbagai jenis koi akan diadu dalam kontes. Sebut saja, Kohaku, Showa Sanshoku, Taisho Sanshoku, Utsurimono/Bekko, Asagi/Shusui, Koromo/Goshiki, Kinginrin, Hikarimono, Tancho, dan Kawarimono. Sebagian besar penamaan berdasarkan warna dan letak bercak di badan koi.

Penilaian tak hanya dilihat dari gerakannya saja, tapi juga bentuk tubuh, kualitas kulit, warna dan pola. Tak hanya itu, diadakan pula bursa dan lelang yang terbuka untuk umum. Saat mengadu ikan koi, pertama kali, akan dikategorikan berdasar ukuran panjang. Setelah itu, barulah dilihat hal yang spesifik, seperti warna, bentuk, dan keseimbangan pola.

"Bentuk tubuh ikan koi yang baik seperti torpedo dan proporsional. Kualitas warna kulit juga termasuk hal penting. Sementara, pola warna yang berimbang merupakan nilai plus," urai Zikra L Anwar yang akrab dipanggil Ajik, penggemar koi yang tergabung dalam KOI's.

Lokal dan Impor

Memang ada perbedaan antara koi lokal dan impor. Jika dua koi impor dikawinkan dan telurnya menetas di Indonesia maka anaknya akan disebut sebagai koi lokal atau disebut F1.

"Untuk hasil kawin silang antara koi lokal dan impor, kemungkinan yang terjadi adalah peranakan yang rentan dan ringkih," kata Ajik yang saat ini memelihara 18 ekor koi di rumahnya.

Jenis ikan yang merupakan hasil mutasi genetika dari sejenis ikan emas atau karper (Cyprinus carpio) itu sangat terkenal di Jepang. Budidaya koi di negeri Sakura sudah dikelola dengan baik karena mereka sudah melakukan hal itu sejak tahun 1600-an.

Ajik pun awalnya memelihara ikan koi karena mengikuti orangtuanya. "Mulanya saya hanya memiliki standar apresiasi yang simpel. Saat ini, sudah sampai tahap lebih serius dengan ikut lomba dan menargetkan kemenangan," ujar Ajik, yang mengungkap bahwa dulu dia pernah memelihara koi sebanyak 40 sampai 50 ekor.

Dalam memelihara koi, banyak faktor yang harus diperhatikan karena nantinya berpengaruh pada peranakan. Sayangnya, setiap koi bertelur, hanya sekitar lima persen saja yang berpotensi sebagai bibit unggul.

Kualitas air dan pakan misalnya, dalam kolam tempat memelihara koi harus mengandung kadar magnesium seminim mungkin. Begitu juga dengan suhu air, sebaiknya berkisar antara 20 hingga 25 derajat Celsius.

Sementara, beberapa jenis kualitas pakan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan koi. Pakan yang mengandung protein tinggi dapat membuat koi cepat tumbuh. Sementara, spirulina membuat warna merah di tubuh koi lebih indah dan wheat germ menghasilkan warna putih yang bagus. "Koi lebih cocok dipelihara di air yang mengalir, seperti sungai dan mata air. Mengurusnya pun tidak sulit. Ada pepatah, just keep the water and the water will keep your koi," tutur Ajik.

Peserta festival KOI's berasal dari berbagai kalangan, mulai dari orang yang hobi hingga pedagang koi. Hal itu terbukti dengan berpartisipasinya ahli boga, Rudy Choiruddin.

"Saya bukan hobi dengan ikan koi, tetapi pencinta koi. Koi-koi yang saya miliki memang dipelihara sejak ikan itu masih kecil," tutur Rudy, seusai pelaksanaan festival KOI's. Di rumahnya, Rudy memiliki enam kolam tempat memelihara ikan koi. Ukurannya tiga kali dua setengah meter dengan jumlah koi seluruhnya sekitar 600 ekor dari berbagai jenis.

Dalam memelihara ikan koi, Rudy selalu turun tangan. Mulai dari jam enam hingga delapan pagi, ia langsung mengontrol keadaan ikan-ikannya. Kegiatan itu ia lanjutkan setelah pulang beraktivitas di malam hari. Rudy, yang sudah menjadi pencinta koi dan memeliharanya sejak 18 tahun lalu itu, melihat adanya perkembangan pesat dalam dunia perkoian. "Kalau dulu, sulit untuk menemukan koi dan juga orang-orang pencintanya, serta peternaknya. Tapi kini, sudah semakin marak," katanya.

Rudy merasa senang dengan semakin banyaknya pencinta koi di Indonesia karena artinya semakin banyak pula teman untuk bertukar informasi tentang koi. Hanya saja, ia tidak bergabung dalam komunitas penggemar koi karena sibuk. Hingga saat ini, Rudy sudah empat kali ikut kontes yang diperuntukkan bagi ikan koi. Dalam kontes yang diadakan KOI's, ia mengikutsertakan 11 ekor koi peliharaannya dan hasilnya enam ekor meraih juara satu. [Debora Manja Pesik]

Ikan Koi, Memeliharanya seperti Mendidik Calon Peragawati

Kompas/m syaifullah


SEJAK lama, kehidupan ikan selalu menarik perhatian manusia. Satwa air ini tidak hanya sekadar menjadi kebutuhan lauk saja, tetapi juga kenikmatan tersendiri ketika menikmati keindahan bentuk, warna dan gerak-geriknya. Bukan hanya itu, bahkan kini banyak yang ingin menonton kebuasan ataupun kelangkaannya.Tak heran bila di beberapa kota di Indonesia, ada yang mengkhususkan hobi memelihara berbagai jenis ikan, apakah khusus ikan hias laut, ikan hias air tawar ataukah ikan besar. Bahkan, ada pula yang memelihara hanya satu jenis ikan tertentu. Untuk para penggemar satu jenis ikan, barangkali sekarang yang makin banyak peminatnya, salah satunya adalah memelihara ikan koi.

Menakjubkan. Itulah kira-kira kata yang pantas diucapkan ketika menonton penampilan sekitar 1.000 ekor ikan koi berkualitas terbaik berbagai ukuran yang ditempatkan pada sekitar 60 kolam. Kawanan ikan bak bergaya seperti peragawati yang tengah mengikuti lomba Koi Show pada The Second ZNA Bandung Chapter di Lembang, 2-4 Juni 2001.

Menatap keindahan badan dan warna-warni sisiknya, sungguh teramat menyenangkan. Tak heran jika kini para penggemar ikan koi tidak hanya disenangi negara asalnya Jepang, tetapi kini menjadi jenis ikan yang paling diminati penggemar ikan di mancanegara.

Pada kegiatan ini saja ada sekitar 150 peserta. Selain dari Jepang, Taiwan, Hongkong, dan Singapura, juga beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Blitar. Koi, bukan hanya milik Jepang, negara yang pertama kali mengembangkannya, melainkan sudah menjadi milik semua orang.

Di Amerika Serikat, misalnya, selain diadakan pameran-pameran seperti ini juga tidak jarang diadakan dalam skala kecil (rumah) dengan undangan yang terbatas. Layaknya pementasan lomba perawagati, kegiatan seperti tidak hanya menampilkan keindahan ikan koi. Tetapi juga menjadi ajang para pemula, pehobi, pedagang, dan peternak, serta para pakar ikan koi untuk saling bertukar pengetahuan dan menjual produk-produk baru yang berkaitan dengan ikan koi.

"Kegemaran memelihara ikan koi, tanpa disadari telah mempersatukan kita dan menjalin persahabatan yang melampaui batas-batas kedaulatan negara, serta hampir menghilangkan perbedaan-perbedaan antara bangsa dan suku bangsa, " kata Presiden ZNA Bandung Chapter Edi Sukamto Josana.

Menurut Edi, kebanggaan memelihara ikan koi hampir sama dengan mendidik seseorang gadis yang ingin menjadi peragawati. Ketika tampil di catwalk, seorang peragawati profesional akan terlihat menarik, cantik, pas apa saja mode pakaian yang dikenakannya.

Memelihara ikan koi juga demikian. Seorang penggemar koi, akan betul-betul mencari kualitas terbaik untuk mendapatkan penampilan bentuk badan. Sebab, nilai keindahan ikan ini terletak pada bentuk bodi, corak dan warna yang melekat pada seluruh badannya.

Itu sebabnya, kata Edi, yang diperlombakan itu ikan koi betina. Sebab, yang jenis jantan kebanyakan bentuk badannya kurus-kurus. Untuk penilaian corak dan warna, itu diibaratkan seperti melukis di mana penampilan seekor ikan koi terlihat serasi warna-warni yang melekat di badannya.

Untuk mendapatkan ikan koi yang bagus, kata Edi, itu memang harus telaten sejak masih kecil. Itu sebabnya, harga seekor ikan koi juga bervariasi antara Rp 5.000 sampai puluhan juta rupiah per ekor mulai ukuran sekitar 15 cm sampai di atas 75 cm. Bahkan, di Jepang sendiri harga seekor ikan koi mencapai 200 yen sampai dengan 10 juta yen. "Ikan ini tidak punya patokan harga seperti menjual ikan emas biasa seperti yang dijual di pasar-pasar," katanya.

***

MENURUT Wendi Kurnia, pehobi ikan koi asal Surabaya, memelihara ikan koi itu punya daya tarik sendiri. Ketika masih kecil, bentuk tubuhnya sama seperti ikan emas biasa. Warna-warni di badannya belum muncul. Seorang penggemar ikan koi akan merasakan kenikmatan tersendiri saat mengikuti perubahan-perubahan bodi, corak dan warna yang melekat di badannya. Di sini letak dayak tarik ikan tersebut.

Seperti warna hitam, kata Wendi, saat masih kecil tidak muncul. Namun, ketika dewasa, warna itu baru keluar. Kalau warna-warna yang kita perkirakan betul-betul muncul, itu menjadi kesenangan tersendiri. "Di situ, letak seni memelihara ikan ini," kata pria yang mengaku sudah 17 tahun memelihara ikan koi.

Wendi mengungkapkan, kebanyakan ikan koi yang dimiliki penggemar di Indonesia, adalah berasal dari bibit ikan koi impor. Ini bisa dipahami karena bibit-bibit koi lokal menjadi tidak menarik karena masalah kualitas tidak banyak diperhatikan. Ini terjadi karena masalah komersil lebih didahulukan.

Tetapi, hal ini tidak bisa disalahkan. Barangkali, kebutuhan pasarnya memang masih tahap itu. Persoalannya, kalau mereka tidak menyadarinya dan tidak berupaya untuk meningkatkan mutu, maka pemasarannya akan tenggelam dengan sendirinya.

"Para penggemar ikan koi sekarang sudah makin tahu, ikan koi yang berkualitas. Apalagi, sering menghadapi atau mengikuti even-even pameran atau perlombaan ikan koi. Kalau sudah menyadari, maka persoalan menjaga kualitas air, pakan dan tempat memelihara menjadi sangat penting. Ikan ini terlalu mahal untuk sekadar dimakan. Ia memang diperuntukan sebagai ikan hias," ucapnya

Kebanyakan, tambahnya, penggembar ikan koi di Indonesia beli yang sudah jadi. Artinya, sudah mulai terlihat warna-warni di badan ikan koi. Para peternak ikan koi menjual ikan ini jadi mahal, termasuk di Jepang sendiri karena tidak mudah untuk mendapatkan bodi, corak dan warna yang bagus.

"Di sini juga ada faktor luck, selain teknik memelihara ikan koi yang baik. Dari ribuan bibit ikan koi, tidak semuanya menghasilkan yang bagus. Biasanya, hanya puluhan ekor saja," tuturnya.

Hal senada juga di ungkapkan Edi Mulyana, penasihat Blitar Koi Club. Menurut Mulyana, saat ini Blitar (Jawa Timur) salah satu pemasok bibit ikan koi yang terbaik di Indonesia. Sampai saat ini, tidak kurang ada 100 orang yang memelihara ikan koi di daerah ini. Harga bibit ikan koi di daerah ini yang bagus untuk ukuran 15 cm berkisar Rp 5.000-Rp 10.000 per ekor.

Yang menjadi persoalan sekarang, kata Mulyana, para peternak dan penggemar ikan koi di sana membutuhkan investor untuk perbaikan kualitas. Ini karena sekarang kesulitan mendapatkan bibit yang bagus. Sementara untuk mengimpor sekarang sudah sangat mahal.

Investasi itu digunakan, baik berupa teknik pemilihan dan pemeliharaan induk, meramu makanan, ataupun pendidikan bagi petani seperti belajar ke Jepang. Sebab, sebenarnya ikan koi Indonesia tidak kalah. Masalahnya, selama ini hanya dipelihara secara tradisional, bukan secara profesional.

Wah..., Ikan Koi Pemenang Kontes Dijual Rp1,6 Miliar



Kompas/M Syaifullah


Tangerang, Sabtu--Ikan koi yang berhasil memenangkan kontes di berbagai negara laku dijual dengan harga mencapai Rp1,6 miliar per ekor, hal ini terjadi beberapa waktu lalu di Jepang, kata Sekjen penggemar ikan koi Zen Nippon Airinkai (ZNA) Jakarta Chapter, Ricky Istamto.

Ricky Istamto mengatakan masalah tersebut kepada di Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu, menyambut pergelaran kontes koi perdana bertaraf internasional di Sasono Utomo Langgen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, diikuti 10 negara yang rencananya berlangsung 28 hingga 30 September 2007 mendatang.

"Ikan koi itu memang harganya bervariasi mulai dari Rp10.000 per ekor hingga Rp1,6 miliar setara dengan 20 juta yen Jepang," katanya.

Sedangkan koi yang mahal itu diantaranya memiliki tubuh mirip kapal terpedo pada bagian mulut, kepala, badan hingga ekornya.

Penilaian dewan juri pada suatu kontes ikan koi sebanyak 50 persen adalah struktur tubuh ikan, sebanyak 30 persen variasi warna dan selebihnya merupakan pola warga dan corak.

Namun umur ikan koi dapat bertahan hingga 110 tahun dan akan memulai masa perkawinan menginjak usia 2 tahun, untuk jenis jantan bentuknya lebih ramping ketimbang betina.

Bahkan koi yang sengaja didatangkan dari Jepang diberikan sertifikat akte kelahiran agar dapat mengenal silsilah dan pemilik yang memelihara sebelumnya.

Pihak penggemar koi akan menggelar kontes dengan skala internasional diikuti sebanyak 10 negara dan melibatkan juri dari negara lain.

Panitia juga mendatangkan enam juri dari Jepang, Malaysia, Hongkong, dan Singapura, mereka adalah juri resmi ZNA yang telah berpengalaman belasan tahun di berbagai negara sehingga kontes tersebut lebih fair dan berbobot.

Peserta yang mengikuti kontes koi tersebut berasal dari China, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Filiphina, Jerman, Skotlandia dan Austria, mereka sudah melakukan konfirmasi positif datang ke Jakarta.

Dia menyebutkan, kontes tersebut bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh semua pencinta koi dalam dan luar negeri, termasuk ikan dari hasil perkawinan lokal dan impor.

Saat ini memelihara ikan tersebut sebagai gaya hidup seperti mengkoleksi lukisan, memiliki motor besar, dan bermain golf, salah satu pertimbangan penggemar enggan memelihara koi karena keterbatasan lahan, dan perlu kolam yang relatif lebar agar ikan dapat memamerkan punggungnya, dan tidak populer dipelihara dalam akuarium seperti ikan arwana.

Koi yang populer dikalangan masyarakat dengan sebutan ikan mas Jepang itu punya banyak variasi warna dan salah satu ikan hias populer di Indonesia, karena dianggap dapat mendatangkan rezeki bagi para pemelihara.

Koi Sakai Bagaikan Pegulat

BOLEH percaya, boleh tidak. Masao Kato, seorang pengusaha Jepang yang tergila-gila ikan koi, rela melepas uang Rp 2 miliar "hanya" untuk membeli seekor ikan koi. Bagi orang Jepang, koi bukan sekadar hobi, melainkan sudah menjadi sebuah karya seni. Bahkan, nilainya sudah dianggap menyamai karya seni lukis.

SUNGGUH fantastis! Itulah yang terungkap dalam buku berjudul Koi, Si Ikan Panjang Umur terbitan PT Agro Media Pustaka (2002). Ikan koi (Cyprimus carpio) betul-betul membuat kalangan tertentu begitu keranjingan.

Para pehobi ingin sekali memiliki ikan air tawar yang disebut-sebut berbadan unik bak pegulat sumo Jepang atau rikishi. Tentu "sumo" Jepang yang dimaksud bukan ikan koi lokal asal Blitar atau Sukabumi, melainkan dari pusat pembiakan koi berkualitas di Sakai, Hiroshima, Jepang.

Ikan koi Sakai memang unik. Ukuran tubuhnya mulai dari 15 sentimeter hingga sekitar 80 sentimeter, bahkan yang bisa lebih panjang dari itu tetap menjadi incaran. Apalagi kalau bentuk tubuhnya proporsional antara panjang dan gemuk, menyerupai bantal guling di rumah kita.

Keunikan juga ditunjukkan dengan corak warna di bagian punggungnya. Kecantikan warna ikan itu memang sedap dipandang mata, khususnya dari pandangan atas atau top view. Tidak heran kalau ikan ini lebih cocok dipelihara di kolam, bukan akuarium. Sebab, saat ikan itu berenang ke sana kemari, warna-warni ikan itulah yang mampu memberikan kesegaran mata kita.

Dalam buku itu disebutkan, koi dianggap berasal dari Jepang. Secara historis, ikan ini mencatat rekor usia 226 tahun. Ada beberapa versi asal-usulnya. Pertama, berasal dari buku Koi karya Takeo Kuroki yang menyebutkan bahwa ikan cantik warna-warni ini sebenarnya berasal dari Persia. Kemudian dibawa ke Jepang oleh orang-orang China lewat daratan China dan Korea. Di negeri Matahari Terbit itu koi berkembang pesat sejak 160 tahun lalu.

Versi kedua menyebutkan, orang-orang China-lah yang pertama kali membudidayakan ikan karper sebagai cikal bakal koi. Namun, setelah sampai ke Jepang, para peternak ikan di Pegunungan Ojiya, Niigata, mulai mencoba membudidayakan koi. Ternyata berhasil.

Di Jepang ikan itu disebut Nishikogoi. Nishi berarti ikan warna-warni dan Goi berarti ikan karper. Karena keelokannya, muncullah julukan koi kembang dan ikan khayalan, sementara nama Koi sendiri sebenarnya berasal dari huruf China. Sejak 2.500 tahun lalu, tepatnya pada pemerintahan Raja Shoko di Jepang, sebutan koi sudah dikenal.

Begitu keranjingannya, Winarso Tanuwijaya (41), seorang kontraktor, malah mengembangkan dirinya menjadi pengusaha koi Sakai. Kolam kecil disulap menjadi beberapa kolam.

Begitu getolnya, sampai-sampai di dalam mobilnya, Wiwi, begitu panggilan akrabnya, memiliki majalah berbahasa Jepang tentang ikan koi. Memasuki kantornya di bilangan Kemanggisan Raya, Jakarta Barat, Wiwi tak segan-segan memperlihatkan video compact disc (VCD) berisi pengembangbiakan koi berkualitas di Sakai Fish Farm, Jepang.

"Lihatlah, ikan koi sudah menjadi industri besar di sana. Bagi orang Jepang, setiap hari adalah waktu untuk belajar," ujar Wiwi sambil menunjukkan seluk-beluk perawatan dan pengembangbiakan ikan koi.

Dari pengembangbiakan itulah kini kita mengenal berbagai jenis koi, seperti kohaku, taisho sanshoku, showa sanshoku, utsurimono atau bekko, hikarimoyomono atau hikariutsurimono, hikarimujimono, koromo atau ghosiki, tancho, kinginrin, sushui atau asagi, dan kawarimono.

Pertama kali memelihara dan berbisnis koi impor, istrinya tampak pesimistis. Tentu pasar dalam negeri sangat diragukan istrinya, mengingat harga ikan ini bisa mencapai selangit mahalnya. Namun, begitu Wiwi berniat menghentikan usahanya, istrinya malah mencegah. Sebab, usaha ikan ini bisa membuat istrinya memiliki banyak sahabat, yang tidak lain adalah istri-istri para pehobi.

Getolnya memelihara ikan koi juga dirasakan Iwan Satriawan atau lebih dikenal Cece. Lelaki itu kini sedang berupaya keras merombak kolam koinya. Siapa sangka, dua tahun lalu pengelola pabrik plastik itu sudah memenangi lomba ikan koi di Jepang.

"Bagi saya, koi itu menjadi sahabat setia di rumah. Ikan koi itu kayaknya tahu betul pemilik yang selalu menyayanginya," kata Iwan sambil mengekspresikan jemari tangan yang seolah sedang mengelus seekor ikan koi. Ikan hias Jepang yang "sepupunya" ikan mas ini, menurut Iwan, memang mampu menurunkan kadar stres, memberikan ketenangan, serta menumbuhkan disiplin teratur.

"Akibatnya, pemilik lebih suka berdiam di rumah, memelihara sekaligus memberi pakan. Saat memberikan pelet, itulah saat interaksi antara manusia dan ikannya. Koi yang sehat dan bagus pasti mengenal pemeliharanya dengan baik sehingga senang diusap-usap kepala dan tubuhnya," tutur Iwan.

SULITKAH merawat ikan koi? Berangkat dari pengalamannya sejak tahun 1995, Wiwi menuturkan, perawatan koi gampang-gampang susah. Pertama, kita harus memilih koi, mulai dari bentuk tubuhnya, kualitas, sampai corak warnanya.

Untuk kolam yang memenuhi standar, Wiwi menyebutkan, aspek kimia membutuhkan batu zeloid, aspek mekanik membutuhkan filter sikat khusus, dan aspek biologi membutuhkan biobol. Saluran aspek pendukung itu dipasang di sekitar saluran air. Persyaratan standar perawatan itu digunakan supaya koi bisa tumbuh secara proporsional dan berkualitas, memancarkan warna alami, dan sehat.

"Biarpun sarana-sarana pendukung itu disediakan, kedisiplinan tetap dibutuhkan supaya ikan tidak mudah terserang penyakit mematikan, seperti herpes," kata Wiwi, yang hampir setiap bulan pergi ke Jepang untuk memperoleh koi berkualitas dan mempelajari cara menangkal penyakit ikan.

Soal makanan koi, Wiwi sendiri masih mengandalkan produk Jepang. Mengapa? Komposisi makanan koi dari Jepang sulit tertandingi.

Bahkan, Wiwi mengaku, komposisi makanan koi Jepang itu pernah diteliti untuk diproduksi sendiri. Hasilnya memang 90 persen sudah diketahui. Tetapi, 10 persennya sulit dideteksi. Itu rahasia dapurnya Jepang.

Tak heran, Wiwi pun mengimpor makanan koi dari Jepang serta menyalurkan untuk sekitar 200 customer-nya. Selama empat bulan sekali dia mengimpor satu kontainer berisi 600 sak yang masing-masing berisi 20 kilogram pelet. Harganya, menurut Wiwi, cukup mahal dan jauh di atas harga pelet lokal.

Wiwi berpendapat, pengembangbiakan koi di Indonesia sangat sulit. Bukan soal air atau penyakitnya, melainkan lebih pada perilaku pemeliharanya. Bayangkan saja, Wiwi pernah memberikan koi senilai Rp 5 juta untuk dikembangkan kembali. Cuma dalam hitungan hari, pemijah di kawasan Sukabumi malah menjual ikan itu seharga Rp 6 juta. Pengin cepat dapat untung tuh!

Kesulitan kedua adalah security (keamanan). Harga koi yang terus melonjak selalu menjadi incaran pencuri. Selanjutnya, barulah masalah air yang rentan penyakit. Apalagi, peternak begitu mudah mencampur koi impor dengan koi lokal.

Nah, ikan koi memang sangat memikat. Sekali lagi, setiap hari adalah waktu untuk belajar. Kocek tebal pun menjadi persyaratan untuk memiliki koi Sakai yang berkualitas. Tetapi, kalau sudah demen banget, ya mau apa lagi selain membeli? (STEFANUS OSA TRIYATNA)

Pembiakan Aruhan Ikan Koi Jepun
(Projek KMK “Happy People” Jabatan Pertanian Bahagian Bintulu 2001)

Ikan Koi atau juga dikenali sebagai “NISHIKIGOI” dalam bahasa Jepun, merupakan sejenis ikan yang dipercayai membawa tuah (fung sui) kepada si penternak terutama sekali kepada kaum Cina. Di samping itu ia juga merupakan ikan yang bernilai komersil.

Sejarah awal di Sarawak menunjukkan tiada proses Pembiakan Aruhan ikan Koi pernah dilakukan. Sementara harga benih ikan Koi adalah mahal dan hanya mampu dipelihara oleh orang yang berada. Oleh yang demikian, Penolong Pengarah Pertanian Bahagian Bintulu, Encik Rapoi Sidop mengarahkan KMK “Happy People” untuk membuat projek Pembiakan ikan Koi secara Aruhan dan pelaksanaan projek ini juga mendapat sokongan daripada pihak atasan.

Objektif projek ini ialah untuk mengujudkan prosedur Pembiakan ikan Koi secara Aruhan. Projek ini mula dilakukan pada 2 Ogos 2000 buat pertama kalinya dan berakhir pada 21 Januari 2001. Ini dimanifestasikan oleh kumpulan “Happy People” yang telah menyertai pertandingan KMK Sektor Awam Peringkat Negeri Sarawak 2001 dan berjaya mendapat tempat ketiga dalam kategori teknikal.

Sebelum projek di-jalankan, kumpulan ini telah meminjam induk ikan Koi yang sedia untuk disenyawakan dari pemilik Koi iaitu empat ikan jantan dan dua ikan betina bagi mengadakan pembiakan bagi percubaan pertama. Sepanjang projek ini dilaksanakan, sebanyak enam (6) percubaan telah dijalankan untuk mengenalpasti dos peratusan hormon, air suling dan sukatan suntikan untuk mencapai projek tersebut. Pada setiap percubaan, peratusan hormon, air suling dan dos suntikan yang digunakan adalah berbeza. Hasil percubaan pertama hingga keempat tidak memuaskan.

Percubaan kelima dan keenam diteruskan dengan menggunakan peratusan hormon yang sama iaitu 60 peratus Ovaprim dan 40 peratus Air suling dengan dos suntikan yang sama iaitu 1 ml/kg untuk ikan betina semantara 0.5 ml/kg untuk ikan jantan. Hasil dari percubaan menunjukkan peratusan di atas adalah berjaya dan sesuai digunakan untuk pembiakan di mana 5,018 larva dapat menetas dari telur dan 2,118 ekor benih ikan Koi berjaya hidup dalam kolam semaian (ini disebabkan selepas dua jam induk ikan jantan disuntik, susu ikan jantan dapat dikeluarkan pada masa yang tepat untuk membolehkan persenyawaan yang optima berlaku.)

Berikutan dengan kejayaan ini, Kumpulan “Happy People” telah mengadakan latihan Pembiakan Aruhan ikan Koi dan memberi khidmat nasihat kepada peminat-peminat Koi yang memerlukannya.

Pada masa akan datang, Jabatan Pertanian merancang untuk mengeluarkan benih ikan Koi yang berkualiti untuk dijual kepada orang awam terutama sekali kepada peminat-peminat ikan Koi dengan harga yang berpatutan. Di samping itu untuk menggalakkan lebih ramai lagi orang memelihara ikan Koi sebagai hobi dan dengan ini secara tidak langsung akan membuka peluang perniagaan dan pemasaran kepada pengeluar benih ikan Koi. Selain dari itu Jabatan Pertanian juga mengendalikan kajian terhadap proses pigmentasi ikan Koi bagi penghasilan warna ikan Koi yang menarik.

“Happy People” juga mendapat sokongan dari pihak atasan untuk menjayakan projek ini. Dengan itu adalah diharapkan agar lebih ramai lagi orang awam memelihara ikan Koi supaya pemeli-haraannya tidak dimiliki orang yang berkemampuan sahaja sebaliknya boleh dibela oleh semua golongan masyarakat yang berminat.

KMK Happy People Bahagian Bintulu. Berdiri di barisan belakang (dari kiri ke kanan) : Kuyong Lunchir, Robert McNamara, Somon Lau, Ahkaw Nyien, Hasbi Bakar dan Hussaini Rani. Berdiri di barisan hadapan (dari kiri ke kanan) : Agnes Sedai, Tan Bee Yan (Fasilitator), Florence Lau dan Tan Bee Luan

Untuk mendapatkan bentuk tubuh koi yang basgus, diperlukan makanan yang cocok dan berkualitas. Makanan yang bagus dan cara memberi makan yang benar, akan membentuk badan koi berotot, bukan berlemak dan membuat warna koi semakin cerah.

Kalau koi terlalu banyak diberi makan, koi akan terlihat gemuk, berlemak, dan mudah terserang penyakit, dan makin banyak kotorannya. Bersama dengan sisa makan, kotoran akan makin memperburuk kualitas air, menaikkan konsentrasi amoniak dan nitrit dalam air.

Sedikit tapi berkali-kali” adalah cara paling baik untuk memberi makan koi. Dengan demikian koi akan selalu lapar, meskipun mendapatkan cukup makan, dan akan mudah diberi makan dengan tangan. Koi yang sehat adalah yang selalu lapar. Jika nafsu makannya berkurang, maka ada yang tidak beres dengan kesehatan koi tersebut.

Makanan dan Pertumbuhan

Pertumbuhan koi tergantung beberapa faktor berikut ini :

  1. Temperatur air.
    1. Koi makan lebih banyak pada suhu diatas 20o celcius.
    2. Koi yang belum dewasa akan cepat pertumbuhannya pada suhu yang panas.
    3. Pada koi dewasa, sebagian besar makanan digunakan untuk memproduksi telur dan sperma untuk kawin.
    4. Pada suhu yang panas, koi memerlukan makanan berprotein tinggi untuk pertumbuhannya
  2. Kualitas air.
    1. Kualitas air sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan koi, karena koi yang hidup di kualitas air yang buruk akan kehilangan nafsu makannya.
  3. Jumlah ikan dalam kolam.
    1. Jika jumlah ikan di dalam kolam hanya sedikit, setiap ikan akan mendapat jatah makanan dan oksigen yang lebih banyak.
    2. Untuk penghobi, lebih baik memelihara sedikit koi yang berkualitas, daripada banyak tapi tidak berkulitas
  4. Keturunan koi
    1. Koi yang pertumbuhannya terlalu cepat biasanya warnanya akan pudar
    2. Di Jepang hal ini tidak dipermasalahkan, karena kalau makannya dikurangi atau dipuasakan, warna koi akan kembali cerah

Kandungan Makanan Koi

Makanan ikan terdiri dari beberapa bagian seperti Protein, Lemak, Karbohidrat, Vitamin, dan Mineral.

  1. Protein

Terdiri dari macam-macam asam amino. Semua asam amino yang esensial harus terkandung di makanan ikan. Ada 20 jenis asam amino dari protein yang berasal dari binatang dan tumbuh-tumbihan. Makanan yang baik harus mengandung cukup asam amino, untuk menggantikan sel-sel yang rusak pada saat produksi sel telur dan sperma. Kekurangan protein akan menyebabkan :

    1. Pertumbuhan terhambat
    2. Dalam jangka waktu lama akan menyebabkan tulang belakang bengkok

  1. Lemak

Lemak adalah pengatur energi untuk koi. Koi bisa memproduksi hampir semua asam lemak sendiri, kecuali asam linol dan asam esensial, yang harus terkandung di dalam makanan.

    1. Asam linolen mempercepat pertumbuhan. Jika kekurangan, makan akan terjadi kerusakan pada sirip, jantung, dan lever
    2. Asam lemak esensial terkandung pada ikan, minyak jagung, minyak kedelai, dan pada biji gandum. Di udara, asam lemak cepat sekali teroksidasi. Karena itu dianjurkan untuk menutup makanan koi dengan baik (kedap udara), tidak terkena matahari, dan tidak lembab.
    3. Koi dewasa tidak boleh diberi makanan yang banyak mengandung lemak, karena lemak tersebut akan mengumpul di organ-organ tubuh ikan seperti di lever dan mengganggu fungsinya

  1. Karbohidrat

Karbohidrat juga termasuk pengatur energi, tetapi karbohidrat sulit dicernakan. Kebanyakan karbohidrat akan merusak lever.

  1. Vitamin

Sangat diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan koi. Vitamin dibagi menjadi dua :

    1. Vitamin yang larut dalam minyak/lemak. Jenis ini akan menyebabkan hypervitamin dan merusak kesehatan koi
    2. Vitamin yang larut dalam air

  1. Mineral

Mineral diperlukan untuk metabolisme, membentuk tulang-tulang osmoregulasi. Fungsi dari system syaraf dan pertukaran gas antara darah dan sel. Kekurangan mineral jarang ditemui pada ikan, karena kebanyakan mineral bisa didapat dari air.

Makanan Yang Diperlukan Koi

Kandungan dan jumlah makanan yang dibutuhkan koi tergantung dari ukurannya.

  1. Koi kecil (<>è memerlukan 5% dari berat badan/hari
  2. Koi dewasa (> 35 cm) è memerlukan 2% dari berat badan/hari
  3. Berikanlah koi makan secukupnya, yang bisa habis dalam beberapa menit
  4. Memberi makan sebaiknya dua kali sehari, pagi dan sore pada waktu yang sama

Makanan Untuk Mencerahkan Warna Koi

Makanan yang mengandung pigmen tertentu, bisa membuat warna tidak luntur dan mematangkan warna.

  1. Caratin memperkuat warna merah pada koi. Jika terlalu banyak, akan membuat warna putih pada ikan menjadi kekuningan
  2. Spirulina juga memperkuat warna merah, tetapi sedikit mempengaruhi warna putih. Sebaiknya 2 minggu memberi makan yang mengandung spirulina, dan 2 minggu tanpa spirulina

Biasamya para penghobi baru terlalu banyak memberi makan pada koi, sehingga warnanya akan cepat pudar, serta kualitas air kolam menjadi buruk, sehingga banyak memuncukan problem kesehatan koi. Kecerahan warna koi tidak hanya tergantung pada makanan, tetapi juga pada kesehatan dan kualitas air kolam.

Makanan Hidup

Koi menyukai makanan hidup seperti kerang, cacing, dan udang. Makanan hidup tidak boleh dijadikan makanan utama koi, tetapi lebih sebagai makanan tambahan, karena makanan hidup mengandung vitamin dan asam amino tertentu. Makanan hidup juga bisa membawa bibit-bibit penyakit.

Makanan Jenis Lain

Koi memakan semua makanan yang dilemparkan ke kolam, kadang-kadang makanan tersebut bisa memperburuk kesehatan koi. Koi suka makan daun salad dan ganggang. Saya menyarankan untuk tidak memberikan satu jenis makanan saja, sebaiknya bervariasi.

Literature :

  1. Koi. Konig der bartenteiche Tetra-Veilag, Dr. Monika Nichaus-Osterloch
  2. Koi Kichi, Peter Waddington

Tidak ada komentar:

Label

Pernak Pernik

  • Lukisan Hati
  • Lain lain

Mobil Kesayanganku

Mobil Kesayanganku
Mitsubishi Galant V6 2.0 24Valve

Mengenai Saya

Foto saya
Ds Kaum Ds Subah Kab Batang, Jawa Tengah, Indonesia
Meski besar di desa tapi hati ini bahagia, subah bagaikan magnit permanen yang senantiasa menarikku kuat untuk selalu pulang dan menikmati keindahan desa-ku yang penuh kenangan indah baik suka maupun duka. Pada ortu yg telah membesarkan aku, aku sangat hormat dan taat pd nasehat mu, aku sangat mencintaimu bapak dan ibu. Salam hormat dan sungkem untukmu selalu, mudah-mudahan amalan perbuatanmu diterima disisih Allah SWT, Amiiin