Kesehatan Part-10

Menyantap buah semangka yang disimpan di lemari mungkin rasanya jauh lebih segar dibanding makan semangka yang dihidangkan dalam temperatur suhu ruang, namun untuk nilai gizinya semangka dingin ternyata kurang berkhasiat, seprti yang dikatakan para peneliti dari Departemen Pertanian Amerika (Serikat).

Dalma Jurnal pertanian dan Kimia Pangan yang dilaporkan Departemen Pertanian AS menulis semangka yang disimpan dalam temperatur suhu ruang memiliki kandungan nutrisi yang jauh lebih baik dibanding semangka yang disimpan di lemari es ataupun semangka yang baru dipetik, Penelope Perkins-Veazie dan Julie Collins dari Pusat Pnelitian Pertanian di Lane, Oklahoma, meneliti khusus unsur carotene yang terdapat pada semangka -- antioksidan penangkal unsur-unsur radikal bebas yang disebabkan sinar matahari atau unsur-unsur kimia yang membahayakan kesehatan. Buah semangka kaya akan lycopene, antioksidan yang membuat semangka dan tomat berwarna merah dan bisa menghindari tubuh kita dari penyakit jantung dan beberapa jenis kanker. Perkins-Veazie dan Collins menguji beberapa variatas buah semangka yang disimpan selama 14 hari pada suhu 70 F (21 derajat Celcius), 55 F (13 derajat C), dan 41 F (5 derajat C). Hasilnya, buah semangka yang disimpan dalam temperatur suhu ruang (27 derajat C) dalam ruang ber-AC memiliki kandungan nutrisi jauh lebih baik. Sementara buah semangka yang baru dipetik yang disimpan pada temperatur suhu ruang memiliki 40 persen lebih banyak lycopen dan 50 persen hingga 139 persen ekstra betacarotene yang nantinya oleh tubuh kita diubah menjadi vitamin A. "Semua buah semangka yang digunakan dalam penelitian kami telah dipilih oleh petani dan sudah matang dengan sempurna pada saat dipanen," kata para peneliti. Mereka mengatakan temuan tersebut memperlihatkan buah semangka terus menghasilkan kandungan nutrisi setelah dipetik dan suhu dingin memperlambat proses tersebut. Kemampuan terus bertahan hidup dan mengembangkan kandungan nutrisi buah semangka adalah antara 14 hingga 21 hari pada 13 derajat Celcius setelah dipanen. Sementara pada suhu 5 derajat Celcius (dalam lemari pendingin) semangka berhenti melakukan proses pengayaan nutrisi dan setelah sepekan justru akan membusuk. (idionline/NeT)

Serat Tak Ganggu Perut

Makan sayur itu sehat, tapi kalau terlalu banyak justru diare. Mungkin anggapan tersebut sering kita dengar, namun bagi peneliti di Amerika justru kurang tepat.

Diet kaya serat yang bersumber dari sayur, buah, dan gandum tetap menguntungkan tanpa efek samping pada saluran pencernaan, seperti mual dan sakit perut.

Kenyataan ini mencermati pola makan warga Amerika yang diperkirakan mengkonsumsi serat yang bersumber dari sayuran, buah dan gandum 20-30 gram setiap hari.

National Cancer Institute di Amerika justru merekomondasikan konsumsi serat lebih banyak, sekitar 35 gram per hari. Setelah mereka melakukan studi untuk membuktikan anggapan bahwa mengkonsumsi serat terlampau banyak akan menganggu sistem pencernaan.

Dr Archana Jaiswal McEligot dari University of California meneliti pengaruh makanan berserat terhadap kecenderungan timbulnya gangguan pencernaan. Diantaranya peningkatan gas usus, mual dan nyeri ulu hati.

Studi yang melibatkan 1.300 wanita ini dilakukan selama priode dua belas bulan dengan pola konsumsi harian meliputi lima porsi sayur, tiga porsi buah, 16 ons jus sayuran, dan 15 sampai 20 persen energi dari produk berlemak.

Hasilnya, setahun kemudian diketahui bahwa wanita yang mengkonsumsi serat berlebih tak mengalami problem perut.

"Diet ini mungkin menguntungkan, proporsi ini bisa diterapkan untuk wanita berusia 18-70 tahun, tandas McEligot yang memfokuskan studi ini sebagai salah satu diet mencegah kanker payudara.
(idionline/Net)