Jumat, 17 Oktober 2008

Kesehatan Part-2

Formulasi Mie Basah dengan Tambahan Pangan Aman Hasil Riset IPB Terus Disosialisasikan

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (ITP Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) terus menyosialisasikan hasil risetnya berupa formulasi mie basah dengan tambahan pangan yang aman dikonsumsi.

Peneliti yang juga staf Pengajar ITP Fateta IPB Dr Ir Ratih Dewanti Hariyadi di Bogor, Senin mengemukakan bahwa formulasi mie basah hasil penelitian Departemen ITP itu mempunyai komposisi 25 kg terigu, 8,5 kg air, 0,075 persen (25 gram) Ca-propianat, 2,5 persen Na-Asetat (35 gram), dan 0,025 persen (8,5 gram) Paraben.

"Formulasi ini aman untuk dikonsumsi dan memiliki daya awet dua hari," katanya.

Diungkapkannya bahwa daya keawetan mie basah ini sesuai dengan permintaan produsen mie yang menginginkan lamanya waktu simpan dua hari saja, sedangkan untuk normalnya, mie basah hanya bisa bertahan 16 jam.

Riset tersebut juga pernah disampaikan Departemen ITP Fateta IPB dalam workshop bertajuk "Keamanan Pangan Mie Basah: Mencari Jalan Keluar dari Masalah Formalin dan Boraks" pada akhir Januari 2006 lalu, ketika isu formalin menjadi masalah nasional.

Menurut Ratih Dewanti Hariyadi, penggunaan formalin berdasarkan hasil kajian ITP, malah merusak mutu produk mie basah itu sendiri.

Seringkali, katanya, dalam proses pembuatan mie basah jumlah mikroba yang tumbuh sudah melebihi ambang batas kesehatan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni satu juta mikroba. "Sedangkan jumlah mikroba dalam mie basah sering dijumpai sudah lebih dari 10 juta," katanya.

Ia menjelaskan, pertumbuhan mikroba seperti kapang, kamir, bakteri dan virus yang tinggi menyebabkan pangan cepat rusak dan busuk. "Yang menjadi akar persoalan penggunaan formalin dan boraks dalam proses pembuatan makanan khususnya mie basah saat ini bukanlah menemukan pengawet yang aman. Namun membenahi kondisi sanitasi proses produksi, peralatan produksi, perilaku pekerja dan distribusi pangan," katanya.

Sebagai gambaran, ia memperlihatkan foto yang memperlihatkan para pekerja yang melepaskan baju sehingga keringat mereka menetes bercampur dengan adonan mie.
Peralatan yang digunakan untuk produksi pun tampak kurang terjaga kebersihannya, sehingga bahan baku berceceran tak teratur dan mengotori ruang produksi.

Air sebagai bahan baku pembuatan mie basah berasal dari sumur yang tak terawat kebersihannya. "Sanitasi buruk menjadi kontaminan produksi mie basah, sehingga memacu pertumbuhan mikroba pembusuk," katanya.
Sebelumnya, dalam workshop yang digagas Departemen ITP Fateta IPB tersebut dihadirkan para pengusaha mie basah, perwakilan BPOM se-Indonesia, kalangan industri dan lembaga pemerintah.

Kegiatan itu terselenggara berkat kerjasama Departemen ITP IPB dengan PT ISM Bogasari Flour Milss, Australian Wheat Board (AWB) dan Jejaring Intelijen Pangan-BPOM RI.
Menurut Ketua Panitia workshop Dr Ir Dahrul Syah, target utama kegiatan itu adalah memberi solusi yang berkelanjutan dengan strategis bisnis yang sehat.

"Hal ini tentu saja sejalan dengan misi kami untuk memberikan solusi-solusi jangka panjang dalam menyelesaikan permasalahan pangan di Indonesia. Kami sadar bahwa pendekatan-pendekatan instan dan jangka pendek, misalnya dalam bentuk sekedar pencarian bahan pengawet pengganti bukanlah strategi yang optimal," katanya.

Oleh karena itu, menurut Dahrul Syah --yang juga Ketua Depertemen ITP itu--IPB berupaya melakukan upaya pendekatan-pendekatan teknologi pangan yang tersedia mulai dari praktik-praktik sanitasi dan hygiene yang sederhana, penerapan tatacara produksi yang baik, penggunaan bahan tambahan pangan legal hingga stategi pengembangan bisnis yang selaras dengan prinsip keamanan pangan.

Sementara itu, Deputi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-BPOM RI, Prof Dr Ir Dedi Fardiaz mengutarakan bahwa upaya pembongkaran makanan berformalin, boraks dan pewarna tekstil itu sudah dilakukan BPOM sejak lama, namun "booming"-nya baru sekarang.

"Program BPOM yang akan ditingkatkan meliputi empat poin yakni pengaturan tata niaga bahan berbahaya, pembinaan (public education), pengawasan dan penyelamatan UKM," katanya.

Tidak ada komentar:

Label

Pernak Pernik

  • Lukisan Hati
  • Lain lain

Mobil Kesayanganku

Mobil Kesayanganku
Mitsubishi Galant V6 2.0 24Valve

Mengenai Saya

Foto saya
Ds Kaum Ds Subah Kab Batang, Jawa Tengah, Indonesia
Meski besar di desa tapi hati ini bahagia, subah bagaikan magnit permanen yang senantiasa menarikku kuat untuk selalu pulang dan menikmati keindahan desa-ku yang penuh kenangan indah baik suka maupun duka. Pada ortu yg telah membesarkan aku, aku sangat hormat dan taat pd nasehat mu, aku sangat mencintaimu bapak dan ibu. Salam hormat dan sungkem untukmu selalu, mudah-mudahan amalan perbuatanmu diterima disisih Allah SWT, Amiiin