Senin, 27 Oktober 2008

Mulai kapan pembelajaran waktu diberikan kepada anak ?

MEMBIMBING ANAK YANG DISIPLIN WAKTU
Rabu, 19 September 07 - by : FARIDA,. Hut.

Waktu adalah sesuatu yang abstrak, tidak tampak, tidak bersuara, tidak berbau dan tidak pula berasa. Habis atau masih ada waktu tidak setiap diri kita menyadarinya. Namun yang pasti, waktu selalu mengiringi setiap langkah perjalanan kita sejak dalam kandungan hingga akhir hayat nanti.

Setiap orang yang hidup di dunia fana ini, semuanya mengalami jumlah waktu yang sama, yaitu 24 jam. Tapi tidak semua orang merasakan kemanfaatan yang sama dalam 24 jam tersebut. Kita sebagai orang dewasa saja sangat mengalami kesulitan saat bergelut dengan waktu. Sampai-sampai kita merasa kekurangan waktu untuk menyelesaikan seluruh tugas-tugas. Adapula yang kebingungan menghabiskan waktunya. Itulah berbagai macam cara orang menyikapi waktu.

Bagaimana cara kita menyikapi dan memanfaatkan waktu saat ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang kita terima sejak anak-anak. Mari kita lihat diri kita, termasuk orang yang mampu, kurang mampu atau tidak mampu memanfaatkan waktu ? Berapa banyak yang bisa kita capai untuk kehidupan dunia & akherat dengan kemampuan kita memanfaatkan waktu ? Punya kendaraan, anak asuh, rumah, wakaf atau ……?

Bagaimana dengan anak-anak kita ? Wallahu alam ! Kita tidak mampu membayangkan apa yang akan dialami oleh anak-anak kelak. Tentu saja sebagai orang tua, kita menginginkan anak-anak berhasil di dunia dan akherat. Salah satu modal yang bisa kita berikan kepada mereka adalah kemampuan dalam mengelola waktu. Ya……Waktu adalah sarana kita beraktivitas di dunia untuk mengumpulkan perbekalan bagi akherat kelak.

Anak-anak adalah makhluk realita, tentu saja mereka belum sepenuhnya menyadari keberadaan sang waktu. Mereka baru menyadari ketika harus bangun tidur, berangkat sekolah, mengantuk di siang hari dan makan karena sudah lapar. Cara memberikan pembelajaran tentang waktu kepada anak-anak melalui metode kontekstual. Yaitu suatu metode yang diterapkan saat anak-anak melakukan suatu aktivitas, kita memberikan informasi waktu kepada mereka. Dilakukan secara terus-menerus, dalam suasana santai, menggemberikan dan anak secara perlahan mulai memahami keberadaan sang waktu.

Mulai kapan pembelajaran waktu diberikan kepada anak ?
Sejak anak terlahir di dunia.

Pertama, berikan informasi tentang pagi, siang, sore dan malam saat anak sedang menjalankan aktivitasnya. “Adik Iza, ayo bangun……sudah pagi”. “Pulang yuk, sudah siang. Setelah makan, kita tidur”. “Sudah malam sayang, mari bersiap tidur”. Pemberian informasi waktu kepada anak kita lakukan secara terus-menerus dalam suasana santai. Sehingga anak mulai menyadari adanya perbedaan waktu dalam sehari.

Kedua, pembelajaran waktu berkenaan dengan sebentar, lama, sekarang, nanti, tadi, kemarin atau besok. Lakukan pembelajaran sesuai aktivitas yang sedang, akan ataupun yang baru saja berlalu, dalam suasana yang santai dan natural, tidak dibuat-buat. “Alhamdulillaah, adik minum susunya habis. Sebentar lagi kita bisa jalan-jalan”. “Dito, pakai sepatumu segera. Ayah sudah menunggumu sejak tadi”. “Kemarin kita bermain petak umpet. Kita mau main apa sekarang ?”.

Ketiga, ketika anak mulai mampu diajak berkomunikasi 2 arah, kenalkan pada konsep jam, tapi bukan pada cara ‘membaca’ jam. Konsep jam adalah pengenalan jam 7 pagi, 8 malam, 9 pagi atau 12 siang. Sebaiknya tidak diperkenalkan jam 13 atau 14, jam dalam bentuk puluhan, karena hal ini hanya akan mempersulit pemahaman anak. “Sudah siap, sebentar lagi jam 7 pagi. Kita segera berangkat agar sampai di sekolah tepat waktu”.

Keempat, anak mulai dikenalkan pada konsep lama atau sebentar dengan perhitungan menit. Selain anak belajar tentang angka, mereka dilatih untuk menyadari bahwa waktu adalah sesuatu yang bisa habis. “Adik, makannya dipercepat. Kamu sudah 20 menit makannya”. “Yuk mandi ! Masih ingin main ya ? Ok, ummi kasih waktu 5 menit lagi”. “Kakak boleh main selama 30 menit. Nanti jarum jam yang panjang sampai di angka 3. Kemudian mandi sore. Terima kasih sayang”.Saat jam mainnya atau kesempatan yang diberikan akan habis, kita beri tahukan kepada anak dengan hitungan mundur. Anak menjadi faham, bahwa dia akan segera berganti aktivitas. Anak secara mental menyiapkan dirinya untuk berganti aktivitas dan tentu saja akan mengurangi konfrontasi dengan ayah bunda tentang kelanjutan aktivitasnya.

Kelima, kenalkan membaca jam, dimulai dari jam yang tepat jam 7 pagi, 4 sore atau 6 malam. Setelah anak faham, baru dilanjutkan dengan 7.30 pagi atau 6.30 malam. Setelah anak menginjak usia SD, ia mulai dapat diperkenalkan jam dalam bentuk puluhan. Saat anak mulai bisa membaca jam, bisa kita ajak ia menyusun jadwal aktivitasnya dalam sehari semalam. Dampingi ia saat mencoba menyusun dan melaksanakan jadwal aktivitasnya.

Kelima hal tersebut dapat kita terapkan kepada anak kita ataupun anak didik dengan kesabaran dan juga keteladanan. Karena anak-anak adalah peniru yang ulung, sehingga sangatlah baik ketika orang-orang dewasa disekitarnya menjadi model yang baik bagi mereka. Jika anak-anak, kita ajak hidup dalam kedisiplinan waktu, mereka akan banyak mencapai kesuksesan dunia dan akherat, insya Allah.

Lagipula, kedisiplinan dalam pengelolaan waktu sangatlah sesuai dengan firman Allah SWT dan hadits Rasulullah saw. Allah SWT mewajibkan kita sholat 5 waktu, tepat dan di awal waktu. Selain itu, Allah SWT juga menurunkan beberapa surat yang berkaitan dengan waktu, antara lain QS Al-‘Ashr, Al-Falaq dan Adh-Dhuhaa. Dalam hadits Rasulullah saw “Ingatlah 5 perkara, sebelum 5 perkara yang lain. Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati”.

Ada yang perlu diperhatikan oleh para orang tua dan guru, dalam pembelajaran waktu diperlukan kesabaran dan kreativitas agar anak tidak merasa dipaksa dan maksud dari pembelajaran ini dapat tercapai. Berikan anak penghargaan bagi keberhasilannya, seperti peluk, cium, senyuman, stiker bintang atau masak makanan kesukaannya. Sebaliknya ketika ia ‘gagal’ (makan berlama-lama, bermain tidak kenal waktu), berikan ia hukuman, seperti hilangnya kesempatan bermain yang sudah direncanakan/dijanjikan, wajah sedih bunda atau tidak mendapat bintang. Penulis saat ini sedang menjalani pembelajaran waktu, yaitu langkah 1 – 4, dengan anak penulis yang berusia 4 tahun 4 bulan. Namun tidaklah selalu mudah menjalaninya, sebagaimana bahwa pembelajaran adalah proses pendidikan yang tidak pernah berhenti. Mari kita bersama selalu berusaha, meskipun belum bisa maksimal. Namun yang terpenting adalah kita tidak lelah untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari dan selalu mengharap keridhoan Allah SWT.

Give the best for the CHILDREN !!

Segala kebaikan yang bisa penulis uraikan bersumber dari ALLAH SWT dan segala kekurangan bersumber dalam diri penulis, mohon dimaafkan.

Tidak ada komentar:

Label

Pernak Pernik

  • Lukisan Hati
  • Lain lain

Mobil Kesayanganku

Mobil Kesayanganku
Mitsubishi Galant V6 2.0 24Valve

Mengenai Saya

Foto saya
Ds Kaum Ds Subah Kab Batang, Jawa Tengah, Indonesia
Meski besar di desa tapi hati ini bahagia, subah bagaikan magnit permanen yang senantiasa menarikku kuat untuk selalu pulang dan menikmati keindahan desa-ku yang penuh kenangan indah baik suka maupun duka. Pada ortu yg telah membesarkan aku, aku sangat hormat dan taat pd nasehat mu, aku sangat mencintaimu bapak dan ibu. Salam hormat dan sungkem untukmu selalu, mudah-mudahan amalan perbuatanmu diterima disisih Allah SWT, Amiiin