Senin, 27 Oktober 2008

MODEL PEMBELAJARAN ATRAKTIF TK

MODEL PEMBELAJARAN ATRAKTIF
DI TAMAN KANAK-KANAK

Oleh: Kartini, S.Pd.
(Widyaiswara PPPG Tertulis Bidang Studi Keguruan)

Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan di antaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas peserta didik. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal sekitar kehidupannya. Ada yang beranggapan bahwa bila daya kreativitas peserta didik rendah, maka secara pedagogis ada yang kurang pas dalam kerangka sistem dan aktivitas persekolahan.

Malik Fadjar sebagai praktisi pendidikan berpendapat selama ini proses belajar mengajar terasa rutin dan statis, kalaupun ada perubahan atau perbaikan sifatnya masih sepotong-sepotong dan parsial. Padahal pembaharuan dan perubahan tidak hanya menyangkut didaktik metodik saja, melainkan menyangkut pula aspek-aspek pedagogis, filosofis, input, proses, dan output.

James W. Botkin menamai proses belajar itu dalam suasana inovatif [innovative Seaming). Suasana belajar yang inovatif dapat memecahkan persoalan-persoalan krisis dalam pendidikan dan membentuk ketahanan anak didik maupun sekolah dalam menghadapi kehidupan serta menjaga harkat martabat manusia supaya tetap berkembang.

Sementara ini ada pemahaman yang salah, mereka menganggap bahwa guru TK tidak lagi berpandangan bahwa taman yang paling indah tempat bermain dan berteman banyak yang penuh dengan suasana inovatif. Akan tetapi tempat belajar, tempat mendengar guru mengajar dan mengerjakan PR. Tentu saja hal itu akan membuat anak-anak jenuh, pasif, dan terlebih lagi hilang sebagian masa bermainnya.

Dalam tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana mempertemukan pendidikan dan kreativitas pada anak didik melalui model pembelajaran di TK yang atraktif.

PPPG Tertulis telah rnengadakan studi banding pada sekolah Taman Kanak-kanak di wilayah Bandung tengah mengenai pengembangar model pendidikan di TK. Berdasarkan temuan di lapangan ada beberapa TK yang sedang menerapkan pengembangan –model pendidikan untuk TK Atrakfif.

Gagasan TK Atraktif tersebut pada dasarnya mempakan upaya mengembalikan TK pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman yang paling indah. Maksud tainan di sana yaitu TK yang menyenangkan dan menarik. Selain dari itu, dapajuga menantang anak untuk bermain sambil mempelajari berbagai hal tentang bahasa, intelektual, motorik, disiplin, emosi, dan sosiobilitas.

Kata atraktif mengandung makna selain menarik dan menyenangkan juga penuh kreativitas dan dapat mendorong anak bermain sambil belajar sesuai dengan prinsip pokok pendidikan di TK.

Pengembangan Model Pelajaran untuk TK Atraktif

Seperti yang sudah diuraikan di atas, bahwa tujuan pokok dari pengembangan TK atraktif ialah mengembalikan dan menempatkan TK pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman. Secara khusus, pengembangan TK atraktif bertujuan untuk:

  • Menanamkan filosofi pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-kanak. Filosofi pendidikan TK telah disusun dan dituangkan dengan indahnya dalam mars lagu TK. Mars TK bukan hanya sekedar dinyanyikan, tapi merupakan pengejawantahan isi dan makna yang tertuang dalam lagu tersebut. TK adalah "taman yang paling indah", secara filosofi seharusnya menjiwai pelaksanaan pendidikan TK dengan berbagai bentuk kegiatan yang indah, menarik dan menyenangkan anak. "Tempat bermain", yaitu melalui bermain anak akan "berteman banyak", urrtuk mempelajari karakter, keinginan, sikap, dan gayatingkah laku masing-masing.
  • Menyebarkan wawasan tentang pelaksanaan pendidikan TK yang atraktif. Tingginya derajat penyimpangan TK mengharuskan perlunya secara intensif penyebaran wawasan dan pemahaman tentang makna dan proses pendidikan TK atraktif.
  • Mengubah sikap dan perilaku guru yang belum sesuai dengan kerakteristik pendidikan di TK.
  • Mendorong munculnya inovasi dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengembangkan iklim pendidikan yang kondusif di TK.

Selanjutnya suatu Taman Kanak-kanak dapat dikatakan atraktif apabila memenuhi 3 persyaratan yang disebut sebagai 3 pilar utama.

Pilar pertama: Penataan lingkungan, baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun penataan lingkungan di TK sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan TK. Namun bagi seorang guru yarrg kreafif, tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan anak. Segi penataan lingkungan di dalam kelas, setiap ruangan, mulai dari lantai, dinding, rak buku, jendela, sampai langit-langit dapat dibuat menjadi atraktif. Begitu juga segi penataan lingkungan di luar kelas, mulai dari pintu gerbang, jalan menuju kelas, tanaman hias, apotik hidup, kandang binatang ternak, saluran air, tempat sampah, papan pengumuman, ayunan, jungkitan, papan luncur sampai terowongan semuanya bisa dirancang atraktif. Contoh: Pintu gerbang- bisa dibentuk menjadi bentuk ikan hiu, harimau atau ayam.

Pilar kedua: Kegiatan bermain dan -alat permainan edukatif, Merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi guru yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar anak, misalnya terbuat dari koran, kardus, biji kacang hijau, batang korek api, lilin, gelas aqua dan sebagainya. Demikian pula pada kegiatan pengembangan kemampuan anak, akan dikemas oleh guru menjadi kegiatan yang menarik. dalam suatu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), contohnya dalam pembukaan ada kegiatan brainstorming, dalam proses permainan ada kegiatan fun cooking, sandal making, story reading, atau story telling.

Pilar ketiga: Ada interaksi edukatif yang ditunjukkan guru. Guru TK harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Mulai dari. pembukaan kegiatan proses KBM sampai penutup kegiatan. Tindakan guru dapat dimulai dengan memberikan teladan, misalnya cara duduk, membuang sampah etika makan, berpakaian, berbicara dan sebagainya. Demikian pula cara bertindak, misalnya memberi pujian dan dorongan pada anak, menunjukkan kasih sayang dan perhatian hendaknya adil.Beberapa

Beberapa Model Pendidikan TK Atraktif

Dalam tulisan ini, akan dikemukakan 2 contoh model pendidikan TK atraktif, yaitu Pengajaran Suara, Bentuk dan Bilangan dan Sistem PengajaranSentra.

1. Pengajaran Suara, Bentuk, dan Bilangan

Konsep pengajaran suara, bentuk dan bilangan berawal dari konsep dasar yang dikemukakan oleh John Heindrich Pestalozzi. Walaupun Pestalozzi hidup pada abad 16, tapi pandangan dan konsep-konsepnya banyak yang menjadi kerangka dasar para pemikir pendidikan anak untuk Taman Kanak-kanak di abad sekarang. Salah satu karyanya berjudul "Die Methoden" yang mengupas tentang metodologi pembelajaran dalam beberapa bidang pelajaran. Salah satu pandangannya yang sangat relevan dalam pendidikan untuk TK atrakfif adalah konsep pembelajaran yang menekankan pada suara, behtuk dan bilangan. Konsep ini sangat dekat dengan pengembangan potensi anak pada dimensi auditori, visual dan memori yang tepat digunakan bagi perkembangan anak TK.

Pandangan Dasar tentang Pendidikan

Pestalozzi mempunyai pandangan bahwa pendidikan bukanlah upaya menimbun pengetahuan pada anak didik. Atas dasar pandangan ini, ia menentang pengajaran yang "verbalists". Pandangan ini melandasi pemikirannya bahwa pendidikan pada hakikatnya usaha pertolongan (bantuan) pada anak agar anakmampu menolong dirinya sendiri yang dikenal dengan "Hilfe Zur Selfbsthilfe".

Dilihat dari konsepsi tujuan pendidikan, Pestolozzi sangat menekankan pengembangan aspek sosial pada anak sehingga anak dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan sosialnya serta mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pendidikan sosial ini akan berkembang jika dimulai dari pendidikan ketuarga yang baik. A Malik Fajar dalam opininya tentang Renungan Hardiknas tanggal 2 Mei 2001 sangat mendukung gagasan untuk menghidupkan kembali pendidikan berbasis masyarakat (community base education) dan menjadikannya sebagai paradjgma barn sekaligus model yang patut ditindaklanjuti.

Pada kenyataannya baik pendidikan maupun sistem dan model-model kelembagaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat mencerminkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Jadi menurutnya pendidikan berbasis masyarakat akan memperkuat posisi dan peran pendidikan sebuah model sosial.

Ada 3 prinsip yang menjadi dasar pendidikan ini, yaitu sebagai berikut.

  • Pendidikan TK menekankan pada pengamatan alam. Semua pengetahuan bersumber pada pengamatan.- Pengamatan seorang anak pada sesuatu akan menimbulkan pengertian. Pengertian yang baru akan bergabung dengan pengertian lama dan membentuk pengetahuan. Selain itu Pestolozzi juga menganjurkan . pendidikan kembali ke alam (back to nature), atau sekolah alam. Inti utamanya adalah mengajak anak melakukan pengamatan pada sumber belajar di lingkungan sekitar.
  • Menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak maka ia akan mampu mengolah kesan pengamatan menjadi pengetahuan. Keaktifan juga akan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga merupakan pengalaman langsung dengan lingkungan. Pengalaman interaksi ini akan menimbulkan pengertian tentang lingkungan dan selanjutnya akan menjadi pengetahuan baru. Inilah pemikiran Pestolozzi yang banyak menjadi topik perbincangan yang disebut belajar aktif (active learning).
  • Pembelajaran pada anak harus berjalan secara teratur setingkat demi setingkat atau bertahap. Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh dan berkembang secara bertahap. Pandangan dasar tersebut membawa konsekuensi bahwa bahan pengembangan yang diberikan harus disusun secara bertahap, dimulai dari bahan termudah sampai tersulit, dari bahan pengembangan yang sederhana sampai yang terkompleks.

Konsep Pendidikan Atraktif dari Pestolozzi

Ciri khas pandangan Pestalozzi mengenai proses pendidikan TK atrakfif yaitu melalui adanya pengajaran suara, bentuk dan bilangan. Semua bidang pengembangan yang diajarkan pada anak dikelompokkan dalam 3 kategori sebagai berikut.

  • Konsep suara mencakup bahan pengembangan bahasa, pengetahuan sejarah dan pengetahuan bumi.
  • Konsep bentuk mencakup pengetahuan bangun, menggambar dan menulis.
  • Konsep bilangan mencakup semua aspek yang berkaitan dengan berhitung.

Ketiga konsep di atas dapat melalui pengembangan AVM (Auditory Visual Memory). Melalui pengembangan AVM ini fungsi sel-sel syaraf akan berkembang dan selanjutnya akan dapat mengembangkan potensi-potensi lainnya seperti imajinasi, kreativitas, intelegensi, bakat, minat anak, misalnya dalam kelompok pengembangan auditori (bahasa), pengembangan perbendaharaan kosa kata anak dan kemampuan berkomunikasi harus mendapat perhatian intensif. Perbendaharaan kosakata akan menyentuh atau mempengaruhi dimensi potensi lainnya. Kemampuan anak berkomunikasi tergantung pada penguasaan kosakata anak.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan AVM dilaksanakan secara terpadu (intergrated). Kegiatan yang menggunakan metode percakapan dan bercerita, akan merupakan metode yang efektif dalam pengembangan AVM di TK.

Sebagai contoh: memperkenalkan wama merah, bentuk bulat, rasa manis pada "Apel" merupakan salah satu model intergrated dalam pengembangan AVM.

  • Melalui gambar : anak diperkenalkan dengan pengertian "Apel".
  • Melalui kosakata :anak mengucapkan kata "apel".
  • Melalui bentuk :anak mengenal bentuk bulat.
  • Melalui bilangan :anak menghitung jumlahnya1, 2, 3 dan seterusnya.

2. Sistem Pengajaran Sentra

Model pendidikan ini, menitik beratkan pada pandangan seorang ahli pendidikan, Helen Parkhust yang lahir tahun 1807 di Amerika. Pandangannya adalah kegiatan pengajaran harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap anak akan maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas kemampuannya masing-masing. Walaupun demikian kegiatan pengajaran harus memberikan kemungkinan kepada murid untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerja sama dengan murid lain dalam mengerjakan tugas tertentu secara mandiri. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa Helen Parkhust tidak hanya mementingkan aspek individu, tapi juga aspek sosial.

Untuk itu bentuk pengajaran ini merupakan keterpaduan antara bentuk klasikal dan bentuk individual. Sebagai gambaran pelaksanaan model ini, dapat diungkapkan sebagai berikut.

a) Ruangan kelas

Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya.

Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.

b) Guru

Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada murid-murid yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan murid-murid ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya. .

Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain dari itu guru sentra harus menguasai perkembangan setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s'ehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya.

c) Bahan dan Tugas

Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempeiajari setiap sentra tertentu.

Bila anak sudah menguasai bahan pengajaran minimal, dapat memperoleh bahan pengajaran tambahan, yang merupakan pengembangan atau pengayaan dari pengajaran minimal. Pengayaan ini diberikan bisa secara individu maupun kelompok pada anak yang menguasai bahan minimal pada satuan waktu yang relatif sama. Bahan pengayaan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dengan demikian anak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sesuai dengan kenyataan dengan penuh tanggungjawab.

Bahan setiap sentra hendaknya terintegrasi dengan sentra lainnya. Di bawah ini merupakan contoh adanya integrasi antar sentra bidang pengembangan.

Tema : Tanaman

Sentra bahasa: Dramatisasi "Fun Cooking"'
Sentra musik: bernyanyi menanam jagung
Sentra Aritmatika: belanja dan menghitung sayur-sayuran
Sentra air: memelihara dan merawat tanaman

d) Murid dan Tugasnya

Setiap murid akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing-masing murid dapat memilih sentra yang akan diikutinya. la bebas menentukan waktu dan menggunakan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai.

Untuk mengembangkan sosiobilitas, murid boleh mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini murid akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya. Murid yang dapat menyelesaikan suatu tugas atau sudah menguasai bahan minimal, ia dapat meminta tugas tambahan dengan memilih kegiatan lain yang digemarinya. Agar perbedaan setiap murid tidak terlalu jauh, guru dapat menetapkan bahan maksimal pada setiap pokok bahasan. Bila murid tidak dapat menyelesaikannya di sekolah, karena suatu hal, maka guru dapat memberi izin untuk menyelesaikannya di rumah.

e) Penilaian Kemajuan Murid

Untuk menilai kemajuan murid digunakan tiga jenis kartu penilaian, yaitu kartu kemajuan individu, kartu rekapitulasi (mingguan, bulanan, catur wulan) dan kartu rekapitulasi laporan perkembangan setiap murid.

Penutup

Beranjak dari uraian di atas, mengenai model pembelajaran TK atraktif, maka dapat disimpulkan bahwa betapa sistem dan praktik pendidikan perlu dirancang, dikembangkan agar secara nyata menumbuhkan daya cipta peserta didik, melahirkan

hal-hal yang baru, kemampuan berpikir secara divergen, kemampuan merealisasikan gagasan dan keinginan yang koheren dengan situasi-situasi baru, membangun konstruksi pemikiran dan aksi yang positif.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya..Amien.

Sumber Bacaan

  • Moeslichatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik IKIP Malang.
  • Depdiknas (2000). Diklat calon instruktur guruTK atraktif, Pengembangan Model Pendidikan untuk TK Atraktif, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen,PPPG Keguruan Jakarta, 2000.
  • Fadjar A. Malik, (2001). Pendidikan dan Kreativitas, Renungan Hardiknas, Harian KOMPAS, Mei 2001.
  • Hapidin, (1999). Model-model Pendidikan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Ghiyats Alfiani Press.

MGMP DAN ARAH PEMGEMBANGAN PEMBELAJARAN
( Suatu kajian pengalaman dan upaya alternatif perubahan )

Oleh : FX. Sriwidodo Ananto

Pendahuluan

Qua Vadis ( ke mana arah ), pengembangan pembelajaran kita ! “Pertanyaan” itu pantas kita munculkan mengingat lembaga pendidikan dewasa ini dihadapkan pada suatu pembaharuan pendidikan ( pembelajaran ) di bumi nusantara ini. Seiring dengan kehadiran Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) telah mendorong para guru untuk mengubah pola praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan tanpa terkecuali Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) dimana kita mengabdikan diri. Meskipun diakui hampir 1-2 tahun penerapan KBK telah berjalan namun masih banyak kebingungan menimpa para guru mulai dari jenjang TK-SMA berkaitan dengan pemahaman menyeluruh terhadap perubahan pola pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Ke dua hal tersebut yang masih menjadi kendala di lapangan. Berangkat dari persoalan tersebut perlu diupayakan solusi yang tepat bagi arah pengembangan pembelajaran ke depan.

Pembaharuan MGMP
Untuk pengembangan pembelajaran salah satu upaya alternatif perubahan melalui pembaharuan MGMP. Mengingat selama ini pelaksanaan MGMP hanya terkesan “Datang, Duduk, Dengar dan Tulis target nilai atau ketuntasan belajar”. Akibatnya kurang maksimal dalam pelayanan KBK di sekolah. Idealnya MGMP dijadikan Pusat Pengembangan Pembelajaran Guru ( P3G ) sebagai tempat berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam mensikapi pendidikan yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan serta tuntutan perubahan dalam pengelolaannya. Oleh karenanya pola MGMP ditingkat Yayasan semestinya merupakan kelanjutan dari Kelompok Kegiatan Guru ( KKG ) yang ada disetiap persekolahan dari jenjang TK-SMA. Merekalah yang tahu persis situasi dan kondisi real dilapangan dalam pembelajaran di kelas.

Berikut ini disajikan tahapan pola baru pengembangan pembelajaran guru sebagai berikut :

  1. KKG jenjang dan antar jenjang se-Unit lokasi kerja sudah saatnya dikembangkan dan dibentuk. Pada tahap ini banyak hal yang dapat digali dan dirumuskan terhadap persoalan-persoalan atau pokok-pokok masalah dalam pendidikan di sekolah seperti memadukan materi atau bahan pembelajaran kelas yang terpadu setiap jenjang, mengevaluasi bersama program perencanaan, pengelolaan, penilaian pembelajaran penyediaan pengalaman belajar, lintas kurikulum dan sumber belajar.
  2. MGMP Yayasan merupakan cara memadukan dan mengatasi persoalan-persoalan yang ada dan tidak dapat dipecahkan di tingkat KKG. Disamping mencari terobosan-terobosan baru dalam pengembangan pembelajaran terkini lewat program-program kerja yang dibuat di tingkat MGMP Yayasan dalam bentuk Up Grade atau penyegaran pelatihan-pelatihan pengembangan pembelajaran guru yang efektif atau sejenisnya. Oleh karenanya perlu koordinasi yang sinergi antar para guru dan biro yang terkait. Maka dalam MGMP harus ada Koordinator bidang studi yang ditunjuk demi memudahkan dalam pengaturan pengembangan selanjutnya.

Tahapan pola tersebut dapat pula dijadikan model management pembelajaran guru agar mampu terbiasa mengatur, melakukan dan menangani setiap persoalan dalam tugas kesehariannya baik di sekolah ( kelas ) ataupun di rumah. Di sekolah : “bagaimana guru dapat memberikan yang terbaik bagi murid-murid mereka “. Di rumah : “Bagaimana Orang Tua dapat menangani Masaslah-masalah Belajar anak mereka “. Tentu itu akan dapat dilaksanakan seandainya masing-masing guru mau membuka diri selebar-lebarnya akan informasi dari manapun dan pengalaman belajar orang lain dalam menerapkan cara pembelajaran efektif. Berikut disajikan ciri-ciri guru yang efektif menurut Dr. H. Larry Winecoff ( 1989 ) dalam bukunya “Curriculum Development and Instructional Planning “ :

  1. Memiliki proses belajar dan mengajar tepat pada waktunya
  2. Tetap pada tujuan ( TIK ) atau ( KD ) dan menggunakan sebagian besar waktu untuk mengajar
  3. Memulai pelajaran dengan sedikit mengulang kembali pelajaran yang sebelumnya
  4. Menjelaskan tujuan dan sasaran pada tiap bab awal sebelum pelajaran dimulai
  5. Memberikan secara garis besar isi bab tersebut
  6. Memberi kesempatan praktik untuk semua siswa
  7. Mendampingi siswa selagi praktik
  8. Melemparkan banyak pertanyaan-pertanyaan kepada semua murid sebagai cara menguji sejauh mana mereka benar-benar mengerti
  9. Mengajar ulang topik yang sama bila diperlukan oleh murid
  10. Memantau perkembangan intelektualitas murid, membuka diri terhadap kritik dan mampu memperbaiki diri setelah ada masukan
  11. Pada setiap akhir mingguan diadakan ulangan umum
  12. Evaluasinya berpedoman pada TIK atau KD

Tahapan pola tersebut dapat pula dijadikan model management pembelajaran guru agar mampu terbiasa mengatur, melakukan dan menangani setiap persoalan dalam tugas kesehariannya baik di sekolah ( kelas ) ataupun di rumah. Di sekolah : “bagaimana guru dapat memberikan yang terbaik bagi murid-murid mereka “. Di rumah : “Bagaimana Orang Tua dapat menangani Masaslah-masalah Belajar anak mereka “. Tentu itu akan dapat dilaksanakan seandainya masing-masing guru mau membuka diri selebar-lebarnya akan informasi dari manapun dan pengalaman belajar orang lain dalam menerapkan cara pembelajaran efektif. Berikut disajikan ciri-ciri guru yang efektif menurut Dr. H. Larry Winecoff (1989) dalam bukunya “Curriculum Development and Instructional Planning “ :

Di samping petunjuk teknis dalam langkah pembelajaran efektif tersebut, berikut ditampilkan pula Salah satu fungsi utama dalam mengajar ialah membantu para murid untuk mempraktikan apa yang telah dipelajari. Guru sebagai instruktur mengarahkan, mendorong dalam situasi apapun dan memberi kritik apapun demi perkembangan para murid. Pada umumnya guru dapat membimbing secara individu atau dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dalam proses belajar mengajar. Tugas guru sebagai instruktur menurut Dr. H. Larry Winecoff ( 1989 ), antara lain :

PENUTUP
Pada akhirnya rencana pembelajaran merupakan sebuah skema yang lengkap harus dilakukan oleh para murid dalam kegiatan belajar tertentu, bahan-bahan atau buku-buku sumber, alat peraga, prosedur dalam evaluasi harian atau mingguan yang berhubungan dengan satu topik atau sub topik, keefektifan guru mengajar yang dilengkapi dengan alat-alat perencanaan yang dapat menjadi praktik pembelajaran yang baik dan kesiapan murid untuk belajar pada mata pelajaran tertentu. Berikut ini di contohkan bagan Pola Pembaharuan MGMP Yayasan Pendidikan Bunda Hati Kudus.
Bagan Alur Management Pengembangan Pembelajaran Guru YBHK

PGTK2501 Pembelajaran Terpadu

2 SKS - Modul 1-6 / Edisi 1
ISBN : 9796899290
DDC22 : 371.1 MAT
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2006

Buku Materi Pokok (BMP) PGTK2501 Pembelajaran terpadu merupakan modul mata kuliah yang diadakan untuk membekali mahasiswa agar mampu merancang dan melaksanakan berbagai model pembelajaran terpadu yang sesuai untuk anak TK. Untuk mencapai kompetensi tersebut,mahasiswa akan mengkaji konsep dasar pembelajaran terpadu dan kajian tentang beberapa model pembelajaran terpadu. Buku ini akan membahas tentang latar belakang perlunya pembelajaran terpadu dilihat dari karakteristik pembelajaran di TK dan karakteristik pembelajrana anak usia TK ; konsep dasar pembelajaran terpadu yang meliputi pengertian, karakteristik, landasaran filosofis psikologis, praktis pembelajaran terpadu; keterampilan dasar mengajar dan peranan guru yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di TK; pengertian, cara merancang dan melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed), keterkaitan (connected) dan keterpaduan (integrated); pengertian, prinsip dan cara melaksanakan evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran terpadu. Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman anda, pada setiap akhir topik telah disediakan latihan dan tes formatif yang dapat anda kerjakan. Selain mengkaji materi dalam BMP ini, anda juga harus menyimak VCD yang menyertai BMP ini, serta mengikuti tutorial tatap muka.

pembelian online:
http://ebook.ut.ac.id


Tinjauan Mata Kuliah

Pembelajaran di TK memiliki ciri yang khas. Pembelajaran di TK tersebut tidak dilaksanakan secara terpisah untuk setiap bidang pengembangan tetapi disajikan secara terpadu dan menyeluruh sebagaimana karakteristik berpikir anak TK yang masih bersifat holistik, artinya anak masih melihat segala sesuatu secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah dan belum terfokus pada unsur-unsur pada sesuatu.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara terpadu di TK, guru TK memerlukan bekal dan wawasan yang memadai tentang pendekatan pembelajaran tersebut. Hal ini penting karena di lapangan masih terdapat berbagai perbedaan penafsiran dalam mendefinisikan dan menerapkan pendekatan pembelajaran terpadu. Selain itu, masih banyak guru TK yang belum memahami bahwa pembelajaran berdasarkan tema yang saat ini sudah berlangsung di TK pada dasarnya merupakan bagian dari model pembelajaran terpadu.

Oleh karena itu, mata kuliah PGTK 2501 Pembelajaran Terpadu ini dirancang untuk memberikan wawasan kepada Anda para guru TK tentang latar belakang perlunya pembelajaran terpadu dilihat dari karakteristik pembelajaran di TK dan karakteristik perkembangan anak usia TK; konsep dasar pembelajaran terpadu yang meliputi pengertian, karakteristik, landasan filosofis-psikologis-praktis pembelajaran terpadu; prinsip dan manfaat pembelajaran terpadu serta kajian tentang model-model pembelajaran terpadu; berbagai keterampilan dasar mengajar dan peranan guru yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di TK, pengertian, cara merancang dan melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed), keterkaitan (connected) dan keterpaduan (integrated); pengertian, prinsip dan cara melaksanakan evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran terpadu.

Setelah mempelajari modul mata kuliah Pembelajaran Terpadu ini, diharapkan Anda akan dapat membedakan, merancang dan melaksanakan beberapa jenis pembelajaran terpadu yang sesuai untuk anak TK.

Secara khusus, melalui mata kuliah Pembelajaran Terpadu ini diharapkan Anda mampu:

  1. menjelaskan latar belakang penggunaan pembelajaran terpadu di TK;
  2. menjelaskan hakikat dan berbagai model pembelajaran terpadu;
  3. menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar dalam melaksanakan pembelajaran terpadu;
  4. menerapkan berbagai peranan guru dalam pembelajaran terpadu di TK;
  5. menerapkan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba (webbed) di TK;
  6. menerapkan pembelajaran terpadu dengan model keterkaitan (connected) di TK;
  7. menerapkan pembelajaran terpadu dengan model keterpaduan (integrated) di TK;
  8. melaksanakan evaluasi pembelajaran terpadu di TK;

Untuk memudahkan Anda mencapai seluruh kemampuan tersebut, materi mata kuliah Pembelajaran Terpadu ini disajikan dalam 6 modul, yang diorganisasikan sebagai berikut.

Modul 1 Latar Belakang Pembelajaran Terpadu.

Modul 2 Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu.

Modul 3 Keterampilan Dasar Mengajar dan Peranan Guru dalam Pembelajaran Terpadu.

Modul 4 Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-laba (Webbed).

Modul 5 Pembelajaran Terpadu Model Keterkaitan (Connected) dan Model Keterpaduan (Integrated).

Modul 6 Evaluasi pada Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu.

Diharapkan Anda mempelajari materi mata kuliah ini dengan cermat sesuai dengan petunjuk penggunaan yang ada di setiap modul. Anda juga perlu mengerjakan semua latihan, tugas maupun tes formatif yang diberikan dengan sungguh-sungguh sebagai umpan balik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang ada dalam modul. Hanya dengan upaya yang sungguh-sungguh tersebut Anda akan berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan dalam mata kuliah ini.

Tidak ada komentar:

Label

Pernak Pernik

  • Lukisan Hati
  • Lain lain

Mobil Kesayanganku

Mobil Kesayanganku
Mitsubishi Galant V6 2.0 24Valve

Mengenai Saya

Foto saya
Ds Kaum Ds Subah Kab Batang, Jawa Tengah, Indonesia
Meski besar di desa tapi hati ini bahagia, subah bagaikan magnit permanen yang senantiasa menarikku kuat untuk selalu pulang dan menikmati keindahan desa-ku yang penuh kenangan indah baik suka maupun duka. Pada ortu yg telah membesarkan aku, aku sangat hormat dan taat pd nasehat mu, aku sangat mencintaimu bapak dan ibu. Salam hormat dan sungkem untukmu selalu, mudah-mudahan amalan perbuatanmu diterima disisih Allah SWT, Amiiin